REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI--Sudah lebih dari 2 tahun Covid-19 melanda, memberi banyak pelajaran berharga pada seluruh masyarakat dunia tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kembali menggelar wisuda yang ke-54 dengan prokes yang sangat ketat.
Seremoni wisuda digelar secara hybrid, dengan pelaksanaan online lewat zoom dan disiarkan secara live streaming di channel youtube BSITVOfficialChannel. Sedangkan untuk pelaksanaan offline, berlangsung sejak 22–30 November 2021, berlokasi di BSI Convention Center (BSI Convex), Kaliabang, Bekasi, Jawa Barat.
Upacara wisuda ke-54 Universitas BSI ini, turut menghadirkan kepala Lldikti (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) Wilayah III Jakarta, Prof Dr Agus Setyo Budi, M.Sc. Dalam sambutannya, ia mengucapkan selamat atas keberhasilan wisudawan/wati Universitas BSI.
“Sehubungan dengan acara ini, perkenankan saya atas nama pribadi maupun Lldikti Wilayah III Jakarta, Kemendikbudristek dengan penuh kebanggaan mengucapkan selamat atas keberhasilan wisudawan/wati karena sudah menyelesaikan studinya di Universitas BSI,” Prof Agus, Rabu (24/11).
Lanjutnya, hal ini merupakan perwujudan, bentuk tanggung jawab dan wujud karya utama Universitas BSI kepada bangsa dan negara Indonesia. “Saya turut bersyukur dan berbahagia. Sekali lagi mengucapkan selamat atas keberhasilan mereka. Dan tidak lupa, yang tak kalah pentingnya adalah ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi terhadap seluruh staf pengajar dan staf non akademik Universitas BSI
Ia menjelaskan, atas kerja keras dan kerja samanya dalam melaksanakan tugas mendidik mahasiswa, hingga mereka berhasil menyelesaikan studinya sampai di wisuda pada hari ini.
“Secara umum, mahasiswa dipandang sebagai kelompok intelektual suatu bangsa. Di muka bumi ini, mahasiswa adalah investasi masa depan bagi bangsa dan negaranya. Nasib negara dan bangsa di masa depan, sangat tergantung pada bagaimana mahasiswa di didik saat ini,” paparnya.
Ia mengatakan, keberadaan mereka terpilih menjadi mahasiswa bukan semata-mata karena kecerdasaan semata. Namun harus dilihat pula karena ada framework yang harus diketahui dan kemudian diwujudkan dalam bentuk kebajikan-kebajikan tanpa henti setelah lulus dan mengabdikan ilmunya di tengah masyarakat.“Ijazah yang diterima hari ini menandakan perubahan status dan tanggung jawab wisudawan/wati. Ketika kamu berstatus mahasiswa, kamu memikul tanggung jawab akademi. Ketika kamu sudah menjadi sarjana, tanggung jawab sosial berada dipundakmu,” jelasnya.
Ia memaparkan, setiap individu manusia mengemban tanggung jawab sosial. Tak hanya mahasiswa, setiap warga negara Indonesia mengemban tanggung jawab untuk menjaga kehormatan NKRI.
“Sarjana memiliki tanggung jawab yang lebih luas. Selama di Universitas BSI, wisudawan/wati mengikuti proses belajar di program studi yang berbeda dan menekuni bidang yang berbeda pula,” pungkasnya.
Lanjutnya, dibalik perbedaan tersebut, mahasiswa dan akademisi diikat oleh prinsip pemersatu, yakni prinsip menjunjung tinggi kebenaran.“Ketika masuk ke dunia nyata, maka akan menjumpai mitra-mitra dari berbagai bidang yang berbeda. Dengan bersikap terbuka, bisa mempelajari permasalahan di dunia nyata melalui keanekaragaman perspektif,” paparnya.
Tak lupa, ia mengingatkan kepada wisudawan/wati Universitas BSI, bangsa Indonesia telah menunggu karya-karya inovatif untuk bangkit menjadi bangsa yang besar.
“Dalam aktivitas di masyarakat, jangan lupa untuk selalu mengedepankan karakter dengan akhlak dan budi pekerti yang mulia. Tunjukanlah pada dunia, bahwa alumi Universitas BSI, disamping cerdas dan berilmu, juga memiliki 7 budi utama yang berkualitas. 7 budi utama tersebut antara lain jujur, bertanggung jawab, adil, peduli, disiplin, visioner, serta senang menolong dan bekerja sama,” katannya.