Jumat 26 Nov 2021 09:17 WIB

Mahasiswa Ini Ikut Wisuda Sambil Berjuang Melawan Penyakit

Pyhntia merupakan pengidap kelainan jantung sejak lahir, serta tumor otak

Pynthia,  mahasiswa prodi Sistem Informasi, Universitas BSI kampus Bogor dalam proses kuliah hingga ia di wisuda, pada upacara wisuda ke-54 Universitas BSI yang diadakan secara hybrid di BSI Convention Center (Convex), Kaliabang Bekasi, Rabu (24/11).
Foto: istimewa
Pynthia, mahasiswa prodi Sistem Informasi, Universitas BSI kampus Bogor dalam proses kuliah hingga ia di wisuda, pada upacara wisuda ke-54 Universitas BSI yang diadakan secara hybrid di BSI Convention Center (Convex), Kaliabang Bekasi, Rabu (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI--Mahasiswa tingkat akhir atau yang sudah di wisuda, pasti mengerti bagaimana sulitnya untuk menyelesaikan kuliah hingga ke tahap ini. Berbagai proses harus dilewati dan itu semuanya tidak mudah.

Namun, perjuangan anak dari pasangan Yulia Cherliaty dan Irawan Ringkin, yaitu Pynthia Christiana Ringkin ini, patut diacungi jempol setelah dinyatakan lulus dari Universitas BSI (Bina Sarana Informatika).

Baca Juga

Ada kisah haru dan momen berat yang dilalui Pynthia, sebagai mahasiswa prodi Sistem Informasi, Universitas BSI kampus Bogor dalam proses kuliah hingga ia di wisuda, pada upacara wisuda ke-54 Universitas BSI yang diadakan secara hybrid di BSI Convention Center (Convex), Kaliabang Bekasi, Rabu (24/11).

Pyhntia merupakan pengidap kelainan jantung sejak lahir, serta tumor otak yang telah terindikasi sejak awal tahun 2021. Dengan tekad dan keyakinan yang kuat, Pynthia tetap kuliah hingga di wisuda, dengan semangat membahagiakan dan balas budi atas pengorbanan orang tuanya selama ini.

“Lumayan berat ya, dari yang awalnya tidak bisa apa-apa, terus belajar hingga bisa di wisuda. Sempat tertunda juga karena operasi tumor otak,” tutur Pynthia, Rabu (24/11).

Ia juga mengaku sosok orang tua, teman-teman dan rekan mahasiswa lain dari ormawa seperti BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas BSI sangat mendukungnya.“Ayo Pynthia lu pasti bisa lulus!,” ucapnya meniru perkataan teman-temannya.

“Ayo kak semangat, kamu pasti bisa! Walaupun kamu punya kekurangan dan penyakit, kamu pasti bisa,” tiru Pynthia dari perkataan kedua orang tuanya. Tak jarang pula, banyak orang di sekitarnya yang memintanya untuk berhenti berkuliah karena penyakitnya.

“Namun, ada juga teman-teman yang dekat denganku selalu mendukung dengan berkata ‘Ayo Pyn lho pasti bisa! Lho bisa!’ dan akhirnya aku bisa,” ceritanya.

Pynthia juga tak lupa memberikan pesan untuk adik-adik tingkatnya di Universitas BSI. “Buat adek-adek di Universitas BSI, tetap semangat dan berusaha. Meskipun keadaannya sulit, kalian harus tetap usaha. Sebab semua itu untuk diri kalian sendiri kedepannya,” ucapnya.

“Buat mama dan papa serta teman-teman, terima kasih banyak sudah dukung aku dari pertama kali masuk kuliah sampai lulus sekarang,” katanya.

Yulia, orang tua Pynthia, mengaku bangga memiliki anak seperti Pynthia yang berprestasi. Ia tidak menduga terkait penyakitnya yang dari bayi dan terindikasi pada awal tahun 2021 tersebut. “Saya sangat membanggakan dia untuk bisa terus semangat, untuk bisa berkarier dengan kemampuan dia,” ujar Yulia, Rabu (24/11).

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement