REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) menyuarakan dukungan terhadap Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) untuk melakukan studi kelayakan terkait rencana perubahan frekuensi penyelenggaraan Piala Dunia menjadi dua tahun sekali. Apabila dianggap layak, maka CAF akan mendukung penyelenggaraan Piala Dunia tiap dua tahun sekali.
Berdasarkan lansiran AFP, Jumat (26/11), CAF menjadi konfederasi pertama yang secara resmi menyatakan dukungan terhadap rencana perubahan jadwal penyelenggaraan Piala Dunia tersebut. Keputusan ini diambil CAF dalam Sidang Umum Luar Biasa, yang digelar di Kairo, Mesir, Jumat (26/11) waktu setempat.
''CAF menyambut keputusan Kongres FIFA untuk melakukan studi kelayakan terhadap rencana penyelenggaraan Piala Dunia, baik putra ataupun putri, tiap dua tahun sekali. Jika berdasarkan studi FIFA menyatakan hal itu bisa dilakukan, maka kami akan mendukung perubahan tersebut,'' tulis pernyataan resmi CAF seperti dilansir The Athletic, Jumat (26/11).
Rencananya, FIFA akan melakukan pertemuan puncak dengan sejumlah pihak terkait, termasuk para perwakilan konfederasi regional, pada 20 Desember 2021 mendatang. Pertemuan itu secara khusus membahas rencana perubahan jadwal penyelenggaran Piala Dunia, yang sebelumnya dihelat setiap empat tahun sekali menjadi dua tahun sekali.
Sebelumnya, rencana ini sempat mendapatkan penolakan dari sejumlah pihak. Penolakan paling keras datang dari Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) dan Konfederasi Sepak Bola Amerika Selata (CONMEBOL). UEFA menyebut, usulan mengubah jadwal gelaran Piala Dunia menjadi dua tahun sekali tidak masuk akal dan merugikan banyak pihak.
Sementara CONMEBOL, dalam pernyataan resminya, menyebut perubahan frekuensi penyelenggaran Piala Dunia seolah mengacuhkan tradisi sepak bola dunia yang telah terentang selama lebih dari 100 tahun. Gelaran Piala Dunia tiap empat tahun sekali dianggap sudah ideal, terutama apabila mengacu pada kalender kompetisi global yang sudah berjalan.
Kendati begitu, Presiden FIFA, Gianni Infantino, menuding, pihak-pihak yang menyuarakan penolakan terhadap rencana tersebut merupakan pihak yang tidak mau dan enggan menerima perubahan. Menurut Infantino, pihak-pihak tersebut saat ini tengah berada dalam posisi status quo dan menempati posisi puncak di pentas sepak bola global.
''Mereka khawatir bila ada perubahan, hal itu akan mengancam posisi kepemimpinan mereka. Kami paham dan memuji kemampuan mereka berada di posisi teratas. Namun, pada saat bersamaan, kita tak bisa menutup pintu untuk memberi harapan dan kesempatan. Kami perlu memberikan peluang lebih banyak untuk pihak-pihak, seperti sepak bola Afrika, bersinar di pentas sepak bola global,'' kata Infantino seperti dikutip Sky Sports.