REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengatakan Malaysia sangat prihatin dengan situasi di Myanmar. Ia pun berharap Myanmar bisa segera kembali menjadi negara demokrasi.
Hal itu disampaikan Ismail pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Eropa ke-13 (ASEM 13) diPhnom Penh, Kamboja, yang digelar secara virtual, Jumat."Kami tetap berkomitmen untuk mendukung kerja Utusan Khusus ASEAN untuk menemukan solusi damai di Myanmar," kata dia.
Ismail berharap agar situasi saat ini tidak semakin meningkat karena akan berdampak buruk pada pemulangan pengungsi Rohingya ke Myanmar."Atas dasar kemanusiaan, Malaysia terus memberikan bantuan dan perlindungan kepada Rohingya di Malaysia," kata dia.
Terkait ASEM, Ismail Sabri mengatakan prinsip-prinsip utama ASEM tentang multi-dimensi, kemitraan yang setara, dan saling pengertian membentuk elemen penting dari solidaritas dalam kerja sama Asia-Eropa."Malaysia menekankan pentingnya perdamaian, keamanan dan stabilitas global. Kami menganut esensi hidup berdampingan secara damai," katanya.
Ismail mengaku melihat kerja sama itu sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah geopolitik, integritas teritorial, dan kedaulatan negara lain."Sebagai pendukung kuat multilateralisme, Malaysia berkomitmen untuk menyelesaikan konflik melalui dialog damai dan konstruktif. Konsep ASEM, berkumpul sebagai keluarga besar, dapat menjadi dasar interaksi, keterlibatan, dan tindakan kita dalam menyelesaikan masalah," katanya.
Dengan memahami perbedaan satu sama lain, kata Ismail, semua pihak bisa mengembangkan kemampuan untuk berempati dengan orang lain."Dengan berfokus pada kesamaan, kita dapat terhubung lebih baik dan berpikir lebih strategis. Dengan bersatu sebagai sebuah keluarga, kita dapat melakukan lebih banyak hal dan merayakan kemanusiaan," kata dia.
Di akhir pidatonya Ismail menegaskan kembali komitmen Malaysia terhadap upaya ASEM mengatasi masalah-masalah regional dan internasional yang mendesak."Kami percaya bahwa dengan memperkuat solidaritas, kami akan memastikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bagi kedua wilayah (ASEAN dan Eropa)," kata dia.