Sabtu 27 Nov 2021 12:27 WIB

Australia Berlakukan Pembatasan Bagi Pelancong dari Afrika

Warga Australia yang bepergian dari sembilan negara Afrika harus menjalani karantina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Penumpang tiba di Bandara Internasional Melbourne di Melbourne, Victoria, Australia, 21 November 2021. Australia mulai Sabtu (27/11/2021) memberlakukan pembatasan baru kepada pendatang yang telah berkunjung ke sembilan negara di Afrika.
Foto: EPA-EFE/JOEL CARRETT AUSTRALIA AND NEW ZEALAN
Penumpang tiba di Bandara Internasional Melbourne di Melbourne, Victoria, Australia, 21 November 2021. Australia mulai Sabtu (27/11/2021) memberlakukan pembatasan baru kepada pendatang yang telah berkunjung ke sembilan negara di Afrika.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia mulai Sabtu (27/11) memberlakukan pembatasan baru kepada pendatang yang telah berkunjung ke sembilan negara di Afrika. Pembatasan ini disebabkan oleh varian baru Covid-19, yaitu Omicron yang menimbulkan kekhawatiran tentang munculnya gelombang pandemi.

Sembilan negara Afrika yang dimaksud adalah Afrika Selatan, Namibia, Zimbabwe, Botswana, Lesotho, Eswatini, Seychelles, Malawi, dan Mozambik. Pemerintah Australia akan melarang masuknya non-warga negara yang telah berada di negara-negara tersebut.

Baca Juga

Sementara, warga negara Australia yang bepergian dari sembilan negara Afrika itu harus menjalani karantina selama 14 hari. Menteri Kesehatan Greg Hunt mengatakan, pembatasan ini juga berlaku untuk pelajar internasional dan migran terampil yang telah berada di salah satu dari sembilan negara Afrika dalam 14 hari terakhir.

“Jika bukti medis menunjukkan bahwa diperlukan tindakan lebih lanjut, kami tidak akan ragu untuk mengambilnya.  Dan itu mungkin melibatkan penguatan atau perluasan pembatasan," ujar Hunt.

Pemerintah Australia juga akan menangguhkan semua penerbangan dari sembilan negara Afrika selatan selama dua minggu. Sebanyak 20 pelancong dari Afrika Selatan dikarantina di fasilitas Howard Springs di Northern Territory. Dari jumlah tersebut, sebanyak 19 di antaranya telah dinyatakan negatif Covid-19. Hunt mengatakan, belum diketahui apakah satu hasil tes positif adalah varian baru Covid-19, yaitu Omicron 

Penemuan varian baru Covid-19 di Afrika Selatan dan sekitarnya memicu alarm global. Sejumlah negara bergegas untuk menangguhkan perjalanan dari Afrika. Selain itu, munculnya varian baru Covid-19 menyebabkan saham mengalami penurunan terbesar dalam lebih dari setahun.

Sebelumnya awal bulan ini, Australia melonggarkan pembatasan perbatasan internasional untuk pertama kalinya selama pandemi. Hal ini memungkinkan penduduk yang sudah divaksinasi lengkap, dapat berkunjung ke Australia tanpa karantina.

Australia merupakan salah satu negara yang berhasil menekan kasus Covid-19, melalui kebijakan pembatasan ketat. Bahkan, Australia mampu mengendalikan wabah varian Delta  yang sangat menular pada akhir Juni. 

Sejauh ini, Australia mencatat sekitar 205 ribu kasus dan 1.985 kematian. Jumlah ini lebih rendah dari sebagian besar negara maju lainnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement