Sabtu 27 Nov 2021 13:03 WIB

Muhammadiyah: UMKM Mampu Selesaikan Masalah Strategis Bangsa

Sebanyak 64 juta UMKM yang ada memerlukan keberpihakan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ilham Tirta
Perajin UMKM (Ilustrasi).
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Perajin UMKM (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syauqi Soeratno menyampaikan, Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) memiliki potensi yang besar untuk menyelesaikan persoalan strategis bangsa ini. Sebab, UMKM mampu mendorong kekuatan ekonomi negara.

Mengutip data Kementerian Koperasi UKM, Syauqi menyebutkan, jumlah pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta atau 99,99 persen dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. Daya serap tenaga kerja UMKM adalah sebanyak 117 juta pekerja atau 97 persen dari daya serap tenaga kerja dunia usaha.

Baca Juga

Sedangkan kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1 persen. Sisanya 38,9 persen disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya sebesar 5.550 atau 0,01 persen dari jumlah pelaku usaha.

"Kalau kita mengelola ini secara serius dengan model bisnis yang tepat, maka UMKM bisa menyelesaikan masalah strategis bangsa ini," kata Syauqi dalam agenda virtual 'Road to Kongres Ekonomi Umat II Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2021' dengan tajuk 'Membangun Bisnis Model Ekonomi Rakyat yang Berdaya Saing', Sabtu (27/11).

Syauqi menjelaskan, dari sisi keuangan, 64 juta UMKM yang ada memerlukan keberpihakan. Sebab, populasi umat Muslim di Indonesia, yakni sekitar 80 persen dari jumlah penduduk, merupakan potensi pasar yang besar. Dengan adanya platform jual-beli online, siapapun tentu bisa mengakses potensi pasar tersebut.

Namun, menurut Syauqi, umat Muslim saat ini belum memimpin pasar sehingga inilah yang harus dipikirkan untuk ditemukan solusinya. Selain itu, Sumber Daya Manusia (SDM) terkait penguasaan aset ekonomi untuk menghasilkan kemanfaatan itu membutuhkan kompetensi dan paradigma dengan terus mengikuti perkembangan zaman.

"Faktanya memang tekanan ideologi dari luar itu membuat tantangan sendiri bagi ketersediaan SDM yang siap sesuai dengan ekosistem. Umat Muslim kita memang jumlahnya besar, tapi di dalam banyak perjalanan bisnis, jumlah itu belum tentu membawa kesuksesan besar. Jadi kuncinya ada pada pengelolaan. Sejauh mana kita bisa mengelola potensi yang besar ini," tuturnya.

Syauqi juga mengingatkan, bila umat Islam di Indonesia maju, maka negeri ini atas izin Allah juga akan maju. Karena 80 persen populasi terbesar di negara ini adalah Muslim. Untuk itu, semua pihak perlu segera mempersiapkan SDM yang memiliki kompetensi untuk mendorong ekonomi kerakyatan berdaya saing tinggi.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement