Sabtu 27 Nov 2021 15:17 WIB

61 Pendatang dari Afrika Selatan di Belanda Positif Covid-19

Belanda mewaspadai masuknya kasus Covid-19 varian omicron dari Afrika Selatan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Reiny Dwinanda
Bandara Schiphol, di Schiphol, Belanda. Saat ini, Belanda masih meneliti 61 kasus positif Covid-19 pendatang dari Afrika Selatan dalam kaitannya dengan varian omicron.
Foto: EPA-EFE/KOEN VAN WEEL
Bandara Schiphol, di Schiphol, Belanda. Saat ini, Belanda masih meneliti 61 kasus positif Covid-19 pendatang dari Afrika Selatan dalam kaitannya dengan varian omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Otoritas kesehatan Belanda mengatakan, 61 orang yang tiba di Amsterdam dengan dua penerbangan dari Afrika Selatan pada Jumat (26/11) dinyatakan positif Covid-19. Otoritas kesehatan Belanda melakukan pengujian lebih lanjut pada Sabtu (27/11) pagi untuk melihat apakah ada infeksi tersebut terkait dengan varian yang baru ditemukan, omicron.

Sekitar 600 penumpang tiba di Bandara Schiphol Amsterdam dengan dua penerbangan KLM dari Cape Town dan Johannesburg pada Jumat. Para penumpang harus menghadapi penundaan selama berjam-jam dan menjalani tes Covid-19 karena kekhawatiran terhadap varian baru Covid-19.

 

Kementerian Kesehatan Belanda pada Sabtu pagi mengatakan, hasil tes menunjukkan bahwa 61 penumpang dinyatakan Covid-19. Wisatawan dengan hasil tes positif akan ditempatkan dalam isolasi di sebuah hotel di atau dekat Schiphol.

 

"Dari hasil tes positif, kami sedang meneliti secepat mungkin apakah itu varian baru omicron yang sekarang menjadi perhatian," kata pernyatan otoritas kesehatan.

 

Pemerintah Belanda melarang semua perjalanan udara dari Afrika selatan pada Jumat pagi. Menteri Kesehatan Hugo de Jonge menetapkan bahwa penumpang yang sudah dalam perjalanan ke Belanda harus menjalani pengujian dan karantina pada saat kedatangan. 

 

Secara terpisah, pemerintah Belanda  mengumumkan penutupan bar, restoran, dan sebagian besar toko pada malam hari. Hal ini sebagai upaya untuk mengekang gelombang Covid-19 yang telah membuat sistem kesehatan kewalahan.

 

Baca Juga

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement