Sabtu 27 Nov 2021 15:42 WIB

BMKG: Ada 13 Kabupaten/Kota di Jabar Rawan Banjir

BMKG prediksi 13 wilayah di Jabar rawan bencana pada akhir November 2021.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
 Warga memeriksa lokasi jebolnya tanggul Sungai Citarum yang menyebabkan banjir parah di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin, 22 Februari 2021.
Foto: AP/Achmad Ibrahim
Warga memeriksa lokasi jebolnya tanggul Sungai Citarum yang menyebabkan banjir parah di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin, 22 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung menyatakan, ada 13 wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang rawan dan berstatus waspada banjir hingga banjir bandang saat turun hujan di akhir November 2021.

Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, potensi banjir tersebut berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak atau impact-based forecast (IBF) dengan memperhitungkan potensi dampak yang akan terjadi akibat dari cuaca.

Baca Juga

"Analisis dari kondisi atmosferik global hingga lokal menunjukkan adanya aktivitas pertumbuhan awan konvektif di wilayah Jawa Barat pada umumnya. Sehingga kejadian hujan di wilayah Jawa Barat mulai meningkat," kata Rahayu di Kota Bandung, Jabar, Sabtu (27/11).

Adapun dari 13 wilayah rawan, di antaranya, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Indramayu.

Berdasarkan prakiraannya, banjir di sejumlah kota atau kabupaten tersebut berpotensi terjadi mulai Sabtu ini. Sedangkan untuk Kabupaten Indramayu, banjir tersebut berpotensi terjadi mulai Ahad (28/11).

Untuk itu, pihaknya meminta sejumlah pihak terkait agar mengantisipasi sejumlah dampak terkait adanya potensi banjir di 13 wilayah kabupaten/kota tersebut. Selain banjir atau banjir bandang, menurut dia, bencana tanah longsor pun berpotensi terjadi pada musim hujan pada akhir November 2021.

"Karena mulai terjadi aktivitas pertumbuhan awan konvektif, maka peluang terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jawa Barat bertambah sehingga potensi terjadinya tanah longsor meningkat," kata Teguh.

Dia pun mengimbau masyarakat agar tetap mewaspadai potensi adanya bencana alam tersebut. Hal itu guna menghindari dampak kerusakan yang juga berpotensi timbul.

"Yang perlu diwaspadai oleh masyarakat saat ini adalah tetap tenang dan waspada, berhati-hati ketika beraktivitas di luar rumah dan mengurangi kegiatan di luar apabila tidak penting," ucap Teguh.

Berita Terkait Kaitkan Berita

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement