Ahad 28 Nov 2021 05:00 WIB

Imam Besar Istiqlal Ajak Guru Madrasah Sebar Islam Toleran

Guru sewajarnya memiliki filosofi yang utuh dalam memandang perbedaan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Imam Besar Istiqlal Ajak Guru Madrasah Sebar Islam Toleran. Founder Nasaruddin Umar Office (UNO) yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar Memberikan Sambutan saat Peluncuran Buku dan Doa Bersama untuk Bangsa di Jakarta, Jumat (5/11). Kegiatan ini dimaksudkan sebagai doa dan upaya mendokumentasikan secara utuh segenap karya dan pemikiran Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus juga peganugrahan MURI kepada  KH Nasaruddin Umar sebagai penulis kolom terbanyak secara berkesinambungan.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Imam Besar Istiqlal Ajak Guru Madrasah Sebar Islam Toleran. Founder Nasaruddin Umar Office (UNO) yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar Memberikan Sambutan saat Peluncuran Buku dan Doa Bersama untuk Bangsa di Jakarta, Jumat (5/11). Kegiatan ini dimaksudkan sebagai doa dan upaya mendokumentasikan secara utuh segenap karya dan pemikiran Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus juga peganugrahan MURI kepada KH Nasaruddin Umar sebagai penulis kolom terbanyak secara berkesinambungan.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar mengajak para guru madrasah dan pesantren menyebarkan Islam yang toleran. Guru sewajarnya memiliki filosofi yang utuh dalam memandang perbedaan, sebagaimana Alquran sendiri terbuka dan mengakui agama-agama lainnya.

Pernyataan itu disampaikan Prof Nasaruddin saat memberikan ceramah kunci pada Program Internasional Peningkatan Kapasitas Guru Madrasah dan Pesantren untuk Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) yang digelar oleh Masjid Istiqlal dan Institut Leimena, Senin (22/11).

Baca Juga

“Saya ingin guru madrasah menjadi contoh bagi guru-guru lain. Bagaimana caranya, dengan mendeklarasikan kepada anak-anak didik kita bahwa sejak semula Alquran mentolerir perbedaan,” ujar Prof Nasaruddin dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (27/11). 

Wakil Menteri Agama tahun 2011-2014 itu mengatakan, umat Islam wajib meyakini agamanya terbaik, namun jangan sampai melarang orang yang berbeda untuk berkeyakinan sama. Menurut dia, konsep Alquran dalam beragama sangat jelas yaitu lakum dinukum waliyadin, yang artinya “untukmu agamamu dan untukku agamaku” (QS. Al-Kafirun ayat 6).

“Saya mengakui agama Islam paling baik, paling benar, itu ada ayatnya. Tapi jangan melarang orang lain berkeyakinan sama. Agama Protestan paling baik, monggo. Tapi jangan kita saling mengusik,” ucap Prof Nasaruddin.

Menurut Rektor PTIQ Jakarta ini, sangat jarang kitab suci secara eksplisit memberikan pengakuan terhadap agama lain. Namun, Alquran justru menyebut agama Nasrani dan Yahudi bahkan aliran kepercayaan Majusi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement