REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Sulawesi Tengah, terus menggencarkan vaksinasi terhadap siswa untuk meningkatkan keamanan proses pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
"Sebagaimana instruksi Menteri Dalam Negeri, bahwa diprioritaskan kepada siswa-siswi jenjang pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) untuk divaksinasi sebelum masuk sekolah," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu Abdul Hafid Djakatare, Sabtu (27/11).
Ia menjelaskan kesehatan dan keamanan siswa-siswi mengikuti kegiatan belajar tatap muka harus terpenuhi agar tidak terjadi klaster pendidikan. Tentunya dalam pelaksanaannya, selain wajib vaksinasi, juga wajib mempedomani protokol kesehatan dengan instrumen 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan menjaga jarak).
Awalnya, kata dia, banyak wali murid/orang tua yang pesimis akan vaksinasi terhadap pelajar, namun dengan sosialisasi dan edukasi, kini orang tua siswa mendorong anak mereka divaksinasi. Namun, tidak ada unsur paksaan jika orang tua siswa tidak ingin anaknya divaksinasi.
Pemerintah juga telah memberikan alternatif dengan akses belajar daring. "Kami sangat bersyukur, karena orang tua siswa mendukung program pemerintah dalam rangka menekan laju penularan Covid-19 di sektor pendidikan," ujar Hafid.
Dari catatan instansi setempat, hingga kini belum ditemukan kasus baru Covid-19 selama PTM terbatas berlangsung. Ini membuktikan kegiatan belajar mengajar di sekolah menaati panduan prokes.
Seluruh sekolah di Kota Palu diharapkan dapat melaksanakan belajar mengajar di sekolah secara serentak jika target vaksinasi di daerah itu bisa mencapai angka 70 persen. Berdasarkan data sementara Dinas Kesehatan setempat, persentase capaian vaksinasi di Ibu Kota Sulteng telah berada di angka 68, 22 persen.
Khusus vaksinasi usia pelajar/remaja berada di angka 54,42 persen dari target sasaran sebanyak 36.282 jiwa. "Tentunya kami berharap dengan capaian vaksinasi ini dapat terbentuk kekebalan tubuh secara kolektif, agar sejumlah aktivitas tidak lagi terhambat, termasuk di dunia pendidikan," kata Hafid.