REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) menganggap aliansi antara beberapa negara Arab dan Israel terlarang. "Uni menegaskan, beberapa negara seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Maroko yang telah berkomitmen terlibat dalam aliansi dan langkah-langkah praktis oleh entitas Zionis pendudukan, merupakan tindakan yang dikutuk dan dilarang," kata IUMS dalam sebuah pernyataan.
Dilansir di Yeni Safak, Ahad (28/11), Maroko diketahui menandatangani perjanjian pertahanan dengan Israel selama kunjungan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz ke negara Afrika Utara itu, pekan lalu. Gantz dan rekannya Abdellatif Loudiyi menyetujui kerja sama militer dan menandatangani nota kesepahaman pertahanan perintis serta pembelian drone Israel dan sistem senjata canggih oleh Maroko.
Israel juga telah menyelesaikan beberapa perjanjian dengan UEA di berbagai bidang, sejak penandatanganan perjanjian normalisasi hubungan kedua belah pihak di Washington pada pertengahan September 2020. IUMS lantas dalam pernyataannya menegaskan dukungan permanen untuk Palestina, Yerusalem dan Masjid Al Aqsa.
Mereka menyebut segala bentuk normalisasi dengan Israel dilarang dan merupakan pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina. Pada 10 Desember 2020, Israel dan Maroko mengumumkan dimulainya kembali hubungan diplomatik yang ditangguhkan pada 2002. Hal ini menjadikan Maroko sebagai negara Arab keempat yang menormalkan hubungan dengan Israel pada 2020, setelah UEA, Bahrain dan Sudan.
https://m.yenisafak.com/en/world/muslim-scholars-union-say-alliances-with-israel-forbidden-3585053