REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemerintah India menyarankan warganya untuk tidak berlangganan layanan internet dari Starlink yang saat ini mulai diiklankan. Kementerian Komunikasi India mengatakan Starlink belum memiliki lisensi.
“Hal yang sama (belum memiliki lisensi) terlihat dari situs Starlink dimana layanan internet berbasis satelit dapat dipesan oleh pengguna di wilayah India,” kata perwakilan Kementerian Komunikasi India dikutip dari AP News, Sabu (27/11).
Pemerintah India saat ini meminta Layanan Internet Starlink dari perusahaan kedirgantaraan SpaceX milik Elon Musk untuk mematuhi kerangka peraturan negara tersebut. Hal tersebut harus dilakukan sebelum menawarkan layanan internet berbasis satelit.
It is noticed that M/s #Starlink (https://t.co/xscnDS4Cnn) has started pre-selling/booking of #satellite based #Internet Services in India without any #license/authorization.
Public is advised not to subscribe to Starlink services being advertised. #GatiShakti #spacex @SpaceX
— DoT India (@DoT_India) November 26, 2021
Starlink menghadapi pengawasan dari pemerintah India pada April, ketika Kementerian Komunikasi (DoT) India mulai memeriksa apakah peluncuran beta Starlink melanggar undang-undang telekomunikasi. Langkah itu dilakukan ketika forum independen yang mewakili perusahaan teknologi besar, Broadband India Forum, mendorong DoT untuk menghentikan pra penjualan Starlink yang tak berizin.
Setelah pernyataan pemerintah India tersebut, hingga saat ini Starlink belum memberikan komentarnya. Reuters mencatat sejak resmi mendaftarkan bisnisnya pada 1 November, sudah ada lebih dari 5.000 pre order di India.
Belum ada kabar apakah pre order tersebut dibatalkan atau pelanggan menunggu sedikit lebih lama. Laporan media mengatakan SpaceX Musk telah menerima pre order untuk versi beta layanan dengan deposit yang dapat dikembalikan sepenuhnya sebesar 7.400 rupee atau 99 dolar AS. Starlink berencana menyebarkan 200 ribu perangkat di India pada 2022, dengan 80 persennya berlokasi di wilayah perdesaan.