REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kemunculan virus corona Omicron mendorong tim kesehatan pemerintah Presiden Amerika Serikat Joe Biden menggelar rapat darurat mengenai bagaimana menahan potensi lonjakan kasus infeksi di AS. Tiga pejabat pemerintah AS mengatakan tim itu juga membahas kebutuhan mempercepat pemberian vaksin booster dalam beberapa pekan ke depan.
Kehadiran virus corona varian baru itu juga menekankan pentingnya keharusan memperluas pasokan vaksin, terutama ke negara-negara berkembang yang angka imunisasinya rendah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pertama kali menerima laporan mengenai varian baru pada 24 November lalu.
Varian ini tampaknya berpotensi meningkatkan risiko infeksi. Ilmuwan mengatakan varian ini yang menyebabkan lonjakan kasus infeksi provinsi terbesar di Afrika Selatan, Guateng, baru-baru ini dan kemudian menyebar ke seluruh negeri.
Varian ini telah terdeteksi di Afrika Selatan, Belgia, Hong Kong, Israel, dan Botswana. Pada Jumat (26/11) lalu WHO menetapkan varian itu sebagai 'varian yang sangat mengkhawatirkan'.
Masih banyak yang tidak diketahui mengenai Omicron termasuk di mana dan kapan varian itu pertama kali muncul dan apakah akan menyebabkan gejala parah. Namun varian ini telah berpotensi menekan respons pandemi Covid-19 di seluruh dunia dan memundurkan kemajuan dalam upaya menahan penyebaran virus.
Meski varian ini belum ditemukan di AS, tapi tim kesehatan Biden dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), Departemen Layanan Manusia dan Kesehatan, serta Gedung Putih menggelar serangkaian rapat selama dua hari terakhir. Mereka membuat rencana pada kasus infeksi varian Omicron di AS dan kemungkinan lonjakan kasus infeksi di seluruh negeri.
Tiga pejabat pemerintah AS mengatakan Washington masih memperdebatkan berapa lama menutup perjalanan dari negara-negara bagian selatan Afrika, apakah mengizinkan warga AS pulang, dan apakah perlu mengubah pedoman kesehatan publik untuk melindungi masyarakat AS dari potensi infeksi. AS sudah memberlakukan pembatasan perjalanan pada Senin (22/11) lalu tapi tidak berlaku bagi warga AS.
"Tidak ada bukti sudah ada di sini tapi saya akan terkejut jika pada akhirnya tidak tiba di sini," kata Kepala Medis Presiden AS Anthony Fauci kepada Politico, Ahad (28/11).
Hingga saat ini pemerintah meminta warga AS untuk mematuhi pedoman kesehatan yang dikeluarkan CDC dan mendaftarkan untuk vaksin booster dalam beberapa pekan ke depan. Belum ada rencana untuk mengimplementasikan langkah perlindungan yang lain.