Cegah Varian Omicron, Legislator: Jaga Pintu Masuk Indonesia

Legislator minta pemerintah serius jaga pintu masuk ke Indonesia cegah varian Omicron

Ahad , 28 Nov 2021, 14:48 WIB
 Anggota Komis IX DPR RI/F-PAN Saleh Partaonan Daulay
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Anggota Komis IX DPR RI/F-PAN Saleh Partaonan Daulay

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay, mendorong  pemerintah melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mencegah penyebaran virus corona varian Omicron di dalam negeri. Langkah-langkah antisipatif yang dimaksud antara lain yang pertama,dengan meningkatkan sosialisasi dan edukasi terkait protokol kesehatan. 

Menurutnya sejauh ini, protokol kesehatan dinilai hal utama yang bisa diandalkan untuk menghindari penyebaran virus Covid. Penerapan protokol yang ketat tidak hanya berhasil menekan angka covid di Indonesia, tetapi juga di negara lain.

Baca Juga

"Program 5 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi aktivitas, dan menghindari kerumunan) harus ditingkatkan. Ini harus dikerjakan dan digotongroyongkan bersama seluruh elemen masyarakat. Selain itu, program 3 T (testing, tracing, dan treatment) harus digalakkan. Ini dapat dikerjakan oleh pemerintah. Program 3 T ini diperlukan untuk memetakan persebaran virus di tengah masyarakat. Termasuk varian-varian baru tadi," kata Saleh dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Ahad (28/11).

Selanjutnya, ia juga mengimbau pemerintah untuk menjaga pintu-pintu masuk ke Indonesia. Setiap orang yang masuk ke Indonesia harus melalui screening secara ketat. Mereka yang masuk perlu diswab PCR dan dikarantina sesuai aturan.

"Karena belum terkonfirmasi ada di Indonesia, ya kita harus jaga jangan sampai masuk. Masuknya kan dari luar negeri, itu yang kita jaga ketat. Kalau dinilai perlu, orang-orang dari negara episentrum virus ini dilarang masuk. Silakan dipertimbangkan dengan cermat," ujarnya. 

Kemudian yang ketiga, politikus Partai Amanat Nasional itu juga mendorong pemerintah mempercepat program vaksinasi. Menurutnya target sasaran 208 juta orang harus segera selesai. Tidak hanya dosis pertama, tetapi juga dosis kedua.

"Sekarang malah sudah banyak anggota masyarakat yang menunggu booster ketiga. Itu harus disahuti. Apalagi, negara-negara lain sudah banyak yang vaksinasi booster," ujarnya.

Ketua Fraksi PAN DPR RI itu juga meminta Pemerintah untuk mempelajari secara baik tentang varian-varian baru yang muncul belakangan. Selain varian Delta dan B.1.1.529 yang sudah teridentifikasi lebih dulu, varian Omicron juga mendesak untuk dikenali. Sebab, varian-varian tersebut dikatakan lebih agresif dan lebih berbahaya.

"Harus dipelajari. Kalau sudah dikenali, diharapkan kita dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghindari. Jangan tunggu sampai di sini. Bisa menelusuri data dan informasi dari negara-negara yang menjadi episentrum penyebaran virus ini," ungkapnya.