Ahad 28 Nov 2021 16:34 WIB

WHO: Hanya 1 dari 4 Petugas Medis Afrika yang Sudah Divaksin

WHO ungkap baru 1 dari 4 petugas medis di benua Afrika yang sudah divaksin lengkap

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Seorang perawat bersiap untuk memberikan suntikan vaksin Sinopharm China kepada Wakil Presiden Zimbabwe Constatino Chiwenga (kanan) di Harare, Kamis (18/2). WHO ungkap baru 1 dari 4 petugas medis di benua Afrika yang sudah divaksin lengkap.
Foto: AP / Tsvangirayi Mukwazhi
Seorang perawat bersiap untuk memberikan suntikan vaksin Sinopharm China kepada Wakil Presiden Zimbabwe Constatino Chiwenga (kanan) di Harare, Kamis (18/2). WHO ungkap baru 1 dari 4 petugas medis di benua Afrika yang sudah divaksin lengkap.

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Kantor regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan terlihat kenaikan pengiriman dosis vaksin Covid-19 ke Afrika. Namun baru satu dari empat petugas medis di benua itu yang sudah divaksin lengkap.

Direktur WHO Afrika Matshidiso Moeti mengatakan alasan paling umum rendahnya angka vaksinasi di petugas medis karena keraguan untuk menerima vaksin dan ketidaktersediaan vaksin di benua yang berpopulasi 1,2 miliar jiwa itu. Moeti mengatakan layanan vaksin langka di daerah perdesaan.

Baca Juga

Hal ini jauh berbeda dengan situasi di negara-negara maju. Penelitian terbaru WHO menemukan lebih dari 80 persen petugas medis dan perawatan di sebagian besar 22 negara pendapatan tinggi sudah divaksin lengkap.

Moeti menyebut rendahnya angka vaksinasi pada petugas medis di Afrika tidak hanya membahayakan kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri tetapi juga pasien yang mereka rawat. "(Negara-negara) segera mempercepat penyaluran vaksin pada garda depan," kata Moeti seperti dikutip Africa News, Ahad (28/11).

Saat ini Afrika kekurangan petugas medis. Di sebagian besar negara-negara Afrika, perawatan kesehatan tidak mudah diakses. Pemerintah mengandalkan pusat-pusat kesehatan di berbagai komunitas untuk menyalurkan dosis vaksin terutama di perdesaan.

Moeti mengatakan masih banyak petugas medis di komunitas-komunitas itu yang khawatir dengan keamanan vaksin dan efek sampingnya. Di negara terpadat di Afrika, Nigeria, hanya 300 ribu atau 18 persen dari 1,6 juta petugas medis yang sudah divaksin lengkap.

Sementara itu São Tomé dan Príncipe, Lesotho, dan Cape Verde punya angka vaksinasi petugas medis tertinggi di Afrika. WHO mengatakan penelitian baru menemukan hanya 40 persen petugas medis yang berniat menerima vaksin.

Di Ethiopia kurang dari 50 persen yang berharap mendapatkan vaksin. Asosiasi Nasional Perawat dan Bidan Nigeria mengatakan untuk mendorong angka vaksinasi di petugas medis, perawat dan bidan harus dilibatkan dalam program vaksinasi.

"Melalui pendidikan kesehatan banyak orang yang akan dapat diyakini untuk menerima vaksin. Saat perawat terlibat langsung kami dapat mencapai lebih banyak," ujar Presiden Asosiasi Nasional Perawat dan Bidan Nigeria Michael Nnachi.

Moeti mengatakan baru tujuh persen populasi Afrika yang sudah divaksin lengkap. Sebagian besar karena keraguan pada vaksin dan tertundanya kedatangan pasokan vaksin. Akan tetapi setelah berbulan-bulan kekurangan vaksin kini Afrika melihat percepatan ketersediaan vaksin. Dengan semakin banyaknya pasokan vaksin di benua itu, semakin banyak pemerintah yang menerapkan wajib vaksin terutama pada pegawai pemerintah dan ruang publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement