REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi melakukan pertemuan di Ramallah pada Sabtu (27/11). Selain hubungan bilateral, mereka turut membahas tantangan yang dihadapi dalam perjuangan kemerdekaan Palestina.
"Situasi saat ini di wilayah Palestina dan mendorong proses perdamaian yang terhenti di Timur Tengah adalah masalah utama yang dibahas dalam pertemuan hari ini," kata Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki dalam konferensi pers bersama Ayman Safadi setelah pertemuan tersebut.
Safadi mengungkapkan kunjungannya merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan cakrawala politik nyata yang mengarah pada perdamaian komprehensif dan adil atas dasar solusi dua negara. “(Basis itu) mewujudkan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya di perbatasan 1967,” ujarnya.
Menurut dia, status quo yang berlangsung saat ini tak dapat berlanjut. Tak ada cara pula untuk tetap berada di kebuntuan negosiasi seperti sekarang. “Sebuah gerakan internasional yang nyata diperlukan untuk membawa kita menuju keterlibatan aktif dalam mencari solusi,” ucapnya.
Selain isu tersebut, Safadi dan Abbas turut membahas pentingnya memastikan dukungan ekonomi yang diperlukan Otoritas Palestina untuk terus melayani rakyatnya. Pembicaraan damai langsung antara Israel dan Palestina, yang disponsori Amerika Serikat (AS) selama sembilan bulan, terhenti pada 2014. Hal itu menyusul perbedaan mendalam tentang isu-isu yang berkaitan dengan permukiman Yahudi dan pengakuan negara Palestina di perbatasan 1967.