Sleman Tiadakan Kegiatan Saat Pergantian Tahun
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Gelar pasukan jelang nataru di Yogyakarta (ilustrasi). | Foto: Republika/ Wihdan
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman mulai mempersiapkan langkah-langkah antisipasi masuknya libur akhir tahun menjelang Nataru. Salah satu kebijakan yang sudah diputuskan Sleman tidak membuat acara-acara khusus terkait pergantian tahun.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono mengatakan, Sleman sejak lama sudah memutuskan pada akhir tahun ini tidak mengagendakan acara. Sebab, sudah mempertimbangkan akhir tahun nantinya dibutuhkan sedikit pengetatan.
Hal itu perlu dilakukan demi menghindari penyebaran Covid-19 akibat kerumunan orang yang biasanya terjadi setiap libur akhir tahun. Maka dari itu, ia menekankan, Dispar Sleman memang tidak akan menggelar acara-acara khusus pergantian tahun.
Selain itu, ia mengingatkan, pemerintah pusat sudah melarang diadakan pesta-pesta yang sekiranya bisa berpotensi menimbulkan kerumunan. Karenanya, Pram menegaskan, sebagai antisipasi Dispar Sleman tidak mengadakan acara-acara.
Soal operasional destinasi-destinasi wisata, ia menuturkan, yang terpenting protokol kesehatan harus dijaga terus kedisiplinan penerapannya. Bahkan, pada libur akhir tahun nanti destinasi wisata malah boleh diisi 50 persen dari kapasitas destinasi tersebut.
"Sekarang itu PPKM level II kapasitas pengunjung hanya 25 persen, besok akhir tahun malah boleh 50 persen, dinaikkan kapasitasnya," kata Pram, Jumat (26/11).
Ia berpendapat, ketentuan-ketentuan seperti itu kemungkinan diterapkan memang untuk mengurangi potensi terjadinya kerumunan. Yang penting, lanjut Pram, tidak ada kegiatan-kegiatan khusus yang akan digelar demi hindari potensi kerumunan.
Maka itu, ia menegaskan, destinasi-destinasi yang ada di Kabupaten Sleman akan tetap buka pada akhir tahun mendatang. Hal itu akan tetap dilakukan sambil menunggu kebijakan-kebijakan untuk akhir tahun mendatang dari pemerintah pusat.
Pram menambahkan, untuk PAD keseluruhan sektor pariwisata di Kabupaten Sleman targetnya sekitar Rp 270.200.000.000. Sedangkan, untuk realisasi selama masa pandemi Covid-19 sampai Oktober 2021 baru mencapai sekitar Rp 209.810.000.000.
Sebagian besar retribusi datang dari pajak hotel-hotel dan restoran-restoran, tapi retribusi dari destinasi-destinasi wisata masih terbilang masih sedikit. Dari target Rp 1,5 miliar, sampai saat ini retribusi dari destinasi wisata sudah mencapai Rp 1,1 miliar.
"Semoga masih bisa menutupi akhir-akhir bulan ini," ujar Pram.
Sedangkan, untuk okupansi hotel-hotel berdasarkan PHRI sudah relatif di atas 80 persen. Pemesanan kamar untuk hotel-hotel di Sleman pada akhir tahun rata-rata sudah penuh, walaupun mereka masih harus menanti ketentuan akhir tahun nanti.