Senin 29 Nov 2021 07:30 WIB

Tiga Anjuran Menyenangkan Orang Lain yang Terkena Musibah

Menyenangkan orang yang terkena musibah meringankan beban mereka.

Rep: Ratna ajeng tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
Tiga Anjuran Menyenangkan Orang Lain yang Terkena Musibah. Foto: Ilustrasi Sedekah
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Tiga Anjuran Menyenangkan Orang Lain yang Terkena Musibah. Foto: Ilustrasi Sedekah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Dalam buku Fikih Akhlak karya Syekh Musthafa al Adawy disebutkan beberapa cara untuk menyenangkan orang lain yang terkena musibah. Karena menyenangkan perasaan orang lain merupakan bagian untuk meringankan musibah yang sedang menimpa mereka.

Tiga cara di antaranya, pertama, membagikan sebagian harta kepada kerabat yang miskin dan tidak memiliki hak.

Baca Juga

Ketika pembagian harta waris dihadiri kerabat yang miskin dan tidak memiliki hak waris dianjurkan menyisihkan sebagian harta untuk mereka, janji Allah akan mengganti harta tersebut dengan yang lebih baik. 

Dalam firman Allah SWT surat An Nisa ayat 8,

وَإِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ أُولُو الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينُ فَارْزُقُوهُمْ مِنْهُ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلًا مَعْرُوفًا

Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.

Kedua, hiburlah wanita yang bercerai dengan memberikan sebagian harta.

Perasaan wanita yang bercerai pastilah kacau. Hendaknya mantan suami memberikan sebagian hartanya sebagai bentuk penghiburan. Sebagaimana firman Allah SWT dalan surat Albaqarah 241, 

وَلِلْمُطَلَّقَاتِ مَتَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ

Dan bagi perempuan-perempuan yang diceraikan hendaklah diberi mut'ah menurut cara yang patut sebagai suatu kewajiban bagi orang yang bertakwa.

Ketiga, Allah menghibur Nabi Ibrahim ketika pengikutnya amat sedikit. 

Bahwa satu saat kalimat tauhid akan membawa orang berimana bertambah banyak pada keturunan nabi dan rasul kemudian. Dalam surat Az Zukruf ayat 28 disebutkan, 

وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Dan (Ibrahim) menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu).

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement