REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Surat Ar Rahman merupakan salah satu surat yang cukup populer di kalangan umat Islam. Surat ini kerap disebut sebagai ‘Pengantin Alquran’, mengapa demikian?
Prof Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Mishbah Jilid 13 menjelaskan mengenai ciri-ciri dan juga status surat ini.
Surat Ar Rahman menurut mayoritas ulama adalah surat Makkiyah. Namun demikian Ibnu Masud menyatakan bahwa surat ini merupakan surat Madaniyah .
Penamaannya dengan Ar Rahman telah dikenal sejak zaman Nabi Muhammad ﷺ. Nama tersebut diambil dari awal kata surat ini.
Apalagi inilah satu-satunya surat yang dimulai dengan nama atau sifat Allah ﷻ , yakni Ar Rahman.
Sementara ulama berpendapat bahwa sebab turunnya adalah tanggapan negatif kaum musyrikin Makkah ketika mereka diperintahkan bersujud kepada Allah ﷻ Yang Rahman itu.
Jika riwayat ini diterima, kata Prof Quraish, akan semakin jelas dan tepat apabila surat ini dinamai dengan namanya yang populer itu.
Surat Ar Rahman dikenal juga dengan nama Arus Alquran, yang secara harfiah berarti ‘Pengantin Alquran’. Imam Baihaqi meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
لكلِّ شَىءٍ عروسٌ ، و عروسُ القُرآنِ الرَّحمنُ Likulli syain ‘arusn wa arusul Qurani Ar Rahmanu.
“Segala sesuatu memiliki pengantinnya, dan pengantin Alquran adalah Surat Ar Rahman.”
Penamaan itu karena indahnya surat ini dan karena di dalamnya terulang sekian ayat yang berbunyi:
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ “Fa-bi ayyi ala’i Rabbikuma tukadzziban.” Dan juga diibaratkan dengan aneka hiasan yang dipakai oleh pengantin.
Sementara itu, dijelaskan Syekh Ashraf Al Feel, ulama Al-Azhar Mesir, alasan penamaan Surat Ar Rahman dengan nama pengantin Alquran adalah karena keindahan dan kesempurnaannya.
Surat ini disebutnya menjelaskan bahwa penamaan surat setelah Ar Rahman adalah yang terbaik yang bisa disebut.
Ia menambahkan, keindahan Surat Ar Rahman berasal dari kenyataan bahwa firman Allah ﷻ ini berbicara tentang sifat-sifat Tuhan Yang Maha-Esa, dalam hal ini dia tidak dapat mengungkapkan apa yang dia rasakan.
Masalah hanya dia diketahui oleh Tuhan saja, karena Dia adalah satu-satunya yang dapat mengasihani saat ini.
Dia menunjukkan, sifat Yang Mahapenyayang adalah sifat Allah ﷻ semata. Karena Dia adalah satu-satunya yang memiliki rahmat kepada manusia di akhirat, rahmat yang lengkap dan lengkap.
Membaca Ar Rahman bahkan disebut Imam Ja’far Ash-shadiq sebagai: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, dan ketika membaca kalimat ‘Fabiayyi âlâi Rabbikumâ tukadzdzibân’, dia mengucapkan: Lâ bisyay-in min âlâika Rabbî akdzibu (tidak ada satu pun nikmat-Mu, duhai Tuhanku, yang aku dustakan), jika saat membacanya itu pada malam hari kemudian ia mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid; jika membacanya di siang hari kemudian mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid.”
Ikuti Whatsapp Channel Republika