Hadapi Pancaroba, Puluhan Ribu Kader Kesehatan Dilibatkan
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
(Ilustrasi) Batang pohon yang tumbang akibat angin kencang, yang menjadi salah satu pertanda pancaroba atau peralihan musim. | Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya melibatkan 32 ribu kader kesehatan dalam rangka menghadapi musim pancaroba serta libur natal dan tahun baru (Nataru). Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, tanpa keterlibatan kader kesehatan, Surabaya tidak akan bisa lepas dari masalah kesehatan. Bahkan, tanpa adanya kader kesehatan, Covid-19 pun tidak akan bisa teratasi dan melandai secara signifikan seperti saat ini.
Dalam upaya menghadapi penyakit di musim pancaroba dan menjelang Nataru, Eri ingin menggandeng seluruh warga Surabaya. Karena menurutnya kota ini tidak akan bisa sehat, tanpa adanya peran masyarakat untuk lebih mencintai lingkunganya. Oleh karena itu, ia meminta seluruh kader kesehatan untuk bersama-sama mengubah perilaku warga menjadi lebih sehat.
Pertama, Eri berharap agar perkampungan di Surabaya terhindar dari jentik nyamuk demam berdarah dengue (DBD). Diharapkan warga bisa menjaga lingkungannya, salah satunya menjaga saluran air supaya lancar dan terhindar dari banjir.
"Lek njogo (kalau menjaga) kampung, ojo sampek (jangan sampai) salurannya itu buntu, biar nggak banjir. Karena itu (saluran) sudah dibangun, ayo dijogo (dijaga) bareng-bareng," kata Eri di Surabaya, Ahad (28/11).
Eri menekankan, upaya menjaga lingkungan di Kota Surabaya tetap bersih, bukan hanya tugas Pemerintah Kota. Tetapi juga perlu peran serta masyarakat untuk bersama-sama menjaga kota ini agar terhindar dari segala macam bencana.
"Nanti kalau banjir, jarene (katanya) Pak Eri nggak pernah turun? Ya saya lihat dulu warganya, kalau warga nggak ikut turun, ngapain kita harus turun? Tapi kalau warga turun, bersama-sama pemerintah, mau mengubah perilakunya," ujarnya.
Eri pun menginstruksikan para kader kesehatan di seluruh Kota Surabaya untuk turun langsung ke rumah-rumah warga. Para kader kesehatan tidak sendiri, nantinya akan didampingi oleh camat dan lurah dari masing-masing wilayah. Eri juga mengingatkan para Clcamat dan lurah se-Surabaya agar turut serta mendampingi para kader kesehatan yang bertugas ke rumah-rumah warga.
"Meriksa jentik nang (di) kamar mandi, dipikir enak jadi kader? Yo nggak, kadang-kadang diseneni (marahi), diusir orang. Nah, ketika ada kader yang diperlakukan seperti itu, camat dan lurah juga harus hadir, jangan dilepas," kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita menjelaskan saat ini kader-kader di Surabaya sudah menjadi satu kesatuan, yakni kader kesehatan. Kader kesehatan mempunyai peran masing-masing, mulai dari mensosialisasikan kebersihan lingkungan, jumantik, Posyandu Lansia, dan lain sebagainya.
"Total kader di Surabaya itu ada 32.600. Mereka digerakkan serentak, kemarin pun sudah bergerak melakukan pemberantasan sarang nyamuk di seluruh kecamatan dan kelurahan untuk menekan angka DBD," kata Febria. Febria menjelaskan, para kader bersama kampung tangguh juga melakukan penanganan Covid-19.