REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permintaan kredit perbankan diramal akan meningkat tajam pada 2022. Tren ini diperkirakan terjadi seiring dengan meredanya kasus Covid-19 secara signifikan diikuti tingkat vaksinasi yang terus meningkat, sehingga aktivitas bisnis pun mulai pulih pada tahun depan.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Handiman Soetoyo, memproyeksikan kredit perbankan akan tumbuh 10,2 persen pada 2022, jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit pada 2021 yang diprpoyeksi hanya mencapai 4-5 persen.
"Kami yakin pandemi terburuk sudah ada di belakang kita sekarang. Saat bisnis berkembang kembali, permintaan pinjaman akan meningkat," kata Handiman dalam risetnya dikutip Senin (29/11).
Di tengah pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, menurut Handiman, pertumbuhan kredit secara umum sempat tertahan hingga Mei 2021. Namun, ia melihat pertumbuhan pinjaman meningkat pada Juni ketika pembatasan ekonomi santai secara bertahap.
Meski demikian, munculnya pandemi gelombang kedua pascaliburan Idul Fitri telah menyebabkan banyak pembatasan ekonomi yang ketat pada Juli lalu. Kondisi ini pun mengurangi pertumbuhan pinjaman lagi.
Bank Indonesia (BI) menurunkan perkiraan pertumbuhan kredit menjadi 4-6 persen untuk tahun ini, dari perkiraan sebelumnya 5-7 persen di awal 2021 dan 7-9 persen di tahun lalu. Sementara itu, OJK memperkiraan pertumbuhan pinjaman sedikit lebih rendah pada 4-5 persen.
Namun, karena kasus Covid-19 turun secara signifikan di Agustus, pertumbuhan kredit pun kembali meningkat pada Agustus dan September. Handiman memperkirakan pertumbuhan kredit akan terus meningkat di kuartal IV 2021 karena aktivitas ekonomi hampir kembali ke tingkat pra-pandemi.
Handiman optimistis pertumbuhan kredit akan terus tumbuh memasuki 2022. Walaupun pandemi Covid-19 masih berlangsung, pelaku bisnis dan masyarakat dinilai telah lebih siap dari sebelumnya.
"Tingkat vaksinasi yang lebih tinggi juga akan membantu menahan penyebaran, karenanya, meminimalkan kemungkinan penguncian ketat di masa depan. Dengan demikian, kami pikir pertumbuhan pinjaman dapat mencapai 10,2 persen pada 2022," ujar Handiman.
Handiman mengatakan pembukaan kembali ekonomi akan menjadi katalis utama yang mendorong pertumbuhan pinjaman. Berdasarkan segmen, kredit modal kerja diperkirakan akan menjadi pendorong pertumbuhan utama seperti yang terjadi pada 2021. Pinjaman investasi juga akan mulai meningkat didorong oleh meningkatnya permintaan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor perbankan terus mengalami perbaikan. Industri perbankan pada Oktober mencatat peningkatan kredit sebesar 3,24 persen atau Rp 5,8 triliun secara year on year.