Senin 29 Nov 2021 12:29 WIB

Belanda Catat 13 Kasus Varian Omicron dari Penerbangan Afrika Selatan

Otoritas kesehatan masyarakat Belanda melaporkan ada 61 orang di Amsterdam yang dites positif COVID-19 setelah tiba dari Afrika Selatan. Pihak berwenang berencana menerapkan pembatasan lebih ketat jelang perayaan Natal.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Pavlo Gonchar/Zumapress/picture alliance
Pavlo Gonchar/Zumapress/picture alliance

Otoritas kesehatan masyarakat Belanda mengatakan pada hari Minggu (28/11) bahwa 13 orang di negara itu positif terinfeksi varian baru virus corona.

Kasus ini muncul ketika Belanda tengah menerapkan pembatasan yang lebih ketat yang diumumkan minggu lalu. Bar, restoran, toko sektor nonesensial, bioskop, dan teater akan ditutup mulai pukul 5 sore sampai pukul 5 pagi.

Dilaporkan ada 61 kasus positif COVID-19 pada dua penerbangan terpisah dari Afrika Selatan yang mendarat pada hari Jumat (26/11) di Bandara Internasional Schiphol Amsterdam. Sebanyak 13 kasus di antaranya tertular varian baru. Mereka yang positif terinfeksi virus corona tengah diisolasi di sebuah hotel dekat bandara.

"Dalam investigasi sequencing (virus) kami, yang masih berlangsung, sejauh ini kami menemukan 13 kasus varian Omicron di antara tes positif (penumpang COVID-19)," kata Institut Kesehatan Nasional Belanda (RIVM) dalam sebuah pernyataan.

Pembatasan yang lebih ketat mulai berlaku

Pembatasan COVID-19 baru mulai berlaku setelah lockdown parsial tidak berpengaruh dalam mengurangi lonjakan kasus di Belanda.

Rumah sakit Belanda memperingatkan bahwa unit perawatan intensif bisa penuh pada akhir minggu. Pihak rumah sakit juga telah membatalkan operasi yang tidak penting demi menambah kapasitas tempat tidur bagi pasien virus corona.

Pihak berwenang mengindikasikan bahwa mereka bahkan dapat meningkatkan tindakan pembatasan ketat di minggu-minggu sebelum musim perayaan Natal.

Sebelumnya pada hari Minggu (28/11), polisi di kota Nijmegen menangkap dan membubarkan pengunjuk rasa yang berencana melakukan aksi menentang pembatasan COVID-19. Kejadian di Nijmegen terjadi selang seminggu setelah demonstrasi serupa di Rotterdam yang berujung bentrok.

'Permintaan mendesak' untuk dites

Menteri Kesehatan Belanda Hugo de Jonge membuat "permintaan mendesak" kepada orang-orang yang kembali dari Afrika Selatan untuk dites COVID-19 "sesegera mungkin."

"Bukan tidak mungkin ada lebih banyak kasus di Belanda," kata De Jonge kepada wartawan. "Kami prihatin."

"Yang penting sekarang adalah kita tetap waspada dan mengikuti urutannya," tambah de Jonge.

Jerman identifikasi varian Omicron

Dilaporkan pada hari Minggu (28/11), Jerman telah mendeteksi total tiga kasus virus corona varian Omicron setelah dugaan infeksi di negara bagian Hessen dikonfirmasi.

"Pengurutan telah mengkonfirmasi hasilnya - kasus yang dicurigai yang diumumkan kemarin pagi adalah varian omicron," kata Mentei Sosial negara bagian Hessen, Kai Klose.

Sebelumnya pada hari Sabtu (27/11), Klose mengatakan seorang penumpang yang tiba dari Afrika Selatan di Hessen diduga terinfeksi varian baru Omicron. Selain itu, pada hari yang sama, pejabat kesehatan di negara bagian selatan Bayern mendeteksi dua kasus varian Omicron.

Pembatasan perjalanan udara dari Afrika Selatan pun mulai diberlakukan pada hari Minggu (28/11) setelah diklasifikasikan sebagai daerah varian virus.

Artinya maskapai penerbangan hanya dapat menerbangkan orang Jerman ke Jerman dari Afrika Selatan dan bahkan mereka yang sudah divaksinasi harus menghabiskan 14 hari untuk dikarantina.

UE: 'Berpacu dengan waktu'

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan hari Minggu (28/11) bahwa dunia sedang "berpacu dengan waktu" untuk memahami varian Omicron dan, jika diperlukan, memodifikasi vaksin untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh Omicron.

"Para ilmuwan dan produsen membutuhkan dua hingga tiga minggu untuk memiliki gambaran lengkap tentang kualitas mutasi varian Omicron ini," katanya.

"Kita perlu mengulur waktu," katanya seraya mendesak orang untuk mendapatkan vaksin, memakai masker, dan menjaga jarak sosial.

Von der Leyen juga mengatakan bahwa kontrak yang dibuat pada musim panas oleh UE dengan BioNTech-Pfizer untuk 1,8 miliar dosis vaksin termasuk klausul dalam kasus strain yang dapat menghindari kekebalan vaksin.

Klausul tersebut menyatakan "bahwa jika suatu varian berubah menjadi varian pelarian... BioNTech-Pfizer dapat mengadaptasi vaksinnya dalam 100 hari," jelas Von der Leyen.

Lebih menular daripada varian Delta

Belanda menambah daftar negara yang tercatat mendeteksi kasus varian baru virus corona yang baru diidentifikasi.

Varian bernama Omicron ini pertama kali terdeteksi di Afrika bagian selatan, dan kini telah ditemukan di Jerman, Inggris, Italia, Belgia, Denmark, Hong Kong, dan Australia.

Omicron dinilai jauh lebih menular daripada varian Delta dan belum diketahui seberapa efektif vaksin yang ada saat ini untuk melawan varian tersebut.

Para peneliti telah menyatakan kekhawatiran mereka atas varian Omicron karena menunjukkan jumlah mutasi virus corona yang sangat tinggi. Mereka telah menemukan 32 mutasi pada spike protein. Sebagai perbandingan, varian Delta, yang dianggap sangat menular, menunjukkan delapan mutasi.

rap/pkp (AP, Reuters, AFP)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement