Senin 29 Nov 2021 16:54 WIB

Australia Tinjau Pembukaan Perbatasan Seusai Ada Omicron

Setelah mendapati varian Omicron, Australia meninjau kembali pembukaan perbatasan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Penumpang yang melakukan perjalanan dengan Penerbangan SQ237 dari Singapura terlihat keluar dari terminal kedatangan internasional di Bandara Tullamarine di Melbourne, Australia, 01 November 2021. Setelah mendapati varian Omicron, Australia meninjau kembali pembukaan perbatasan.
Foto: EPA-EFE/JAMES ROSS AUSTRALIA AND NEW ZEALAND
Penumpang yang melakukan perjalanan dengan Penerbangan SQ237 dari Singapura terlihat keluar dari terminal kedatangan internasional di Bandara Tullamarine di Melbourne, Australia, 01 November 2021. Setelah mendapati varian Omicron, Australia meninjau kembali pembukaan perbatasan.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY - Australia akan meninjau rencana untuk membuka kembali perbatasan bagi pekerja migran terampil dan pelajar mulai 1 Desember. Peninjauan dilakukan setelah negara itu melaporkan kasus pertama virus corona varian Omicron.

Dua orang yang tiba di Sydney dari Afrika bagian selatan terbukti positif terinfeksi varian baru tersebut pada Ahad (28/11), ketika pejabat Australia memerintahkan karantina 14 hari untuk warganya yang kembali dari sembilan negara Afrika. Namun, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan masih terlalu dini untuk memberlakukan kembali keharusan karantina di hotel selama dua pekan bagi pelancong asing.

Baca Juga

Ia mendesak orang-orang untuk tetap tenang karena data yang ada belum sepenuhnya memastikan tingkat keparahan, penularan, dan resistensi vaksin dari varian Omicron. "Jadi kami hanya mengambil satu langkah pada satu waktu, mendapatkan informasi terbaik, membuat keputusan yang tenang dan masuk akal," kata Morrison kepada Nine News, Senin.

Omicron, yang dinyatakan sebagai "varian yang perlu diwaspadai" oleh Organisasi Kesehatan Dunia, berpotensi lebih menular daripada varian-varian sebelumnya. Namun, para ahli belum tahu apakah varian itu akan menyebabkan Covid-19 yang lebih atau kurang parah dibandingkan dengan jenis lainnya.

Morrison mengatakan komite keamanan nasional akan bertemu pada Senin malam untuk menilai relaksasi pembukaan kembali perbatasan yang dijadwalkan mulai Rabu mendatang. Pertemuan para pemimpin dari semua negara bagian dan teritori akan diadakan pada Selasa, kata dia.

Menteri Kesehatan Federal Greg Hunt menuturkan dia telah meminta kelompok penasihat imunisasi Australia untuk meninjau kerangka waktu untuk suntikan penguat Covid-19. Sekitar 87 persen penduduk Australia yang berusia di atas 16 tahun telah divaksin lengkap. Angka itu di atas persentase vaksinasi di Amerika Serikat, Inggris, dan banyak negara di Eropa Barat.

Pejabat kesehatan di New South Wales mengatakan tiga orang yang tiba pada Ahad dari Afrika bagian selatan telah dites positif Covid-19. Pengurutan genom sedang dilakukan untuk memeriksa apakah mereka terinfeksi dengan varian Omicron.

Varian baru itu muncul ketika Sydney dan Melbourne, kota-kota terbesar di Australia, mulai mengizinkan masuk warga yang divaksin dari luar negeri tanpa karantina mulai 1 November, setelah perbatasan mereka ditutup selama lebih dari 18 bulan. Kedua kota itu telah memperketat aturan perjalanan dan semua pelancong internasional diperintahkan untuk dikarantina selama 72 jam.

Negara bagian lain belum membuka perbatasan mereka untuk pelancong asing karena tingkat vaksinasi yang bervariasi. Australia sejauh ini mencatat sekitar 209 ribu kasus virus corona dan 1.997 kematian sejak pandemi dimulai.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement