Selasa 30 Nov 2021 06:11 WIB

Efisiensi Sistem Logistik Terus Didorong

Pertumbuhan pelaku usaha di Sumatra Selatan, menurut data BPS 2020, mencapai 82,8%.

Sistem logistik Indonesia (ilustrasi).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Sistem logistik Indonesia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen terus meningkatkan efisiensi sistem logistik yang telah dimandatkan diatur oleh pemerintah sesuai UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, antara lain dalam rangka mendukung melesatnya kinerja e-commerce nasional. "Guna menjaga pertumbuhan e-commerce, pemerintah Kemendag terus berupaya meningkatkan efisiensi sistem logistik di Indonesia," kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam webinar "Solusi Layanan Logistik untuk e-Commerce di Daerah" di Jakarta, Senin (29/11).

Seperti diberitakan Antara, Wamendag mengingatkan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebanyak 30,81 miliar dolar AS per Januari-Oktober 2021, yang merupakan rekor kenaikan tertinggi dari Indonesia dalam 10 tahun terakhir. Satu faktor neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus karena perkembangan ekonomi digital dan e-commerce di Indonesia.

Baca Juga

Menurut Jerry, nilai e-commerce Indonesia meningkat cepat, dengan perkiraan pertumbuhan tahunan 2021 mencapai Rp337 triliun. "Semua kaitannya erat dengan fenomena digital yang kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam aktivitas dan juga rutinitas, juga dalam program-program baik juga yang dilakukan oleh pemerintah dan juga oleh pelaku atau stakeholder (pemangku kepentingan)," katanya.

Jerry menjelaskan, Kemendag mendukung kinerja logistik nasional Indonesia sesuai regulasi yang telah ditetapkan. Antara lain, UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang memandatkan pemerintah mengatur kegiatan perdagangan antar pulau untuk integrasi pasar dalam negeri, serta juga Permendag Nomor 92 Tahun 2020 tentang Perdagangan Antar Pulau.

"Jadi yang namanya distribusi, logistik dan pemerataan adalah bagian dari sebuah proses yang dilakukan saya pikir tidak hanya di Kementerian Perdagangan, tapi dari lintas K/L, pemerintah kabupaten provinsi, dan juga kotamadya, untuk sama-sama membuat ekosistem yang sehat, yang didasari oleh pembangunan infrastruktur," ucap Jerry.

Pembicara lainnya, pelaku usaha di bidang logistik adalah pendiri Shipper (pengelola 300 gudang di 35 kota) Budi Handoko menegaskan, adanya sarana logistik yang memadai seperti sekarang tentu dapat membantu mengefisienkan biaya logistik nasional.

Menurut Budi Handoko, permasalahan paling besar yang ada di Indonesia terkait dengan pengiriman barang adalah ongkos kirim yang mahal adalah akibat tidak adanya infrastruktur memadai. "Kita sebenarnya memberikan akses kepada pemain-pemain maupun produsen-produsen barang-barang di daerah, di kota-kota yang lebih kecil-kecil, untuk bisa menjual barang dan bisa mengirimkan ke tempat pelanggan dengan lebih mudah," ujar dia.

Dia menjelaskan, pihaknya berusaha menghadirkan layanan yang ramah bagi konsumen, mulai dari sistem antar-jemput barang, hingga pergudangan yang terintegrasi. Dengan sistem yang lebih terhubung, Shipper memungkin konsumen mendapat pelayanan yang lebih efektif dan efisien, sehingga dapat mengurangi beban biaya pengiriman.

Kepala Bagian Perekonomian Setda Kota Palembang, Rahmat mengatakan, guna mendukung pertumbuhan pelaku usaha di Sumatera Selatan yang menurut data BPS 2020 mencapai 82,80 persen adalah dengan membangun infrastruktur sarana transportasi, baik di darat, laut maupun udara secara merata.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement