REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Amil Zakat NAsional (Baznas) melalui Baznas Tanggap Bencana melakukan aksi resik membersihkan lumpur sisa banjir bandang di Desa Cintamanik, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (29/11).
"Baznas telah mengerahkan tim respon dari Baznas Tanggap Bencana Pusat dan Baznas Tanggap Bencana Kabupaten Garut. Tim diberangkatkan sejak Minggu (28/11) dan telah melakukan koordinasi serta asesmen di lokasi," kata Pimpinan Baznas RI, Saidah Sakwan dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.
Sebelumnya hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Garut menyebabkan sungai Citameng meluap dan menerjang dua kecamatan yaitu Karang Tengah dan Sukawening.
Luapan air tersebut menerjang tiga desa, yakni Desa Mekarwangi, Sukawening, dan Mekarurip. Selain membawa serta kayu dan berbagai material lainnya, luapan air dengan ketinggian hingga 1,5 meter itu pun mengakibatkan longsor di sejumlah titik.
Saidah mengatakan, tim Baznas juga melakukan aksi pembersihan lumpur di beberapa rumah warga dan akses jalan. "Sebagaimana informasi dari Tim Baznas Tanggap Bencana, kebutuhan mendesak para penyintas saat ini adalah pakaian dewasa, makanan balita, baby kit, hygiene kit, alat tidur, selimut, dan air bersih," kata dia.
Saidah menjelaskan, Baznas melalui Baznas Tanggap Bencana terus membersamai para penyintas banjir bandang di Kabupaten Garut untuk memenuhi kebutuhan dasar para penyintas.
Sejauh ini tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun terdapat 117 KK terdampak dan 15 KK mengungsi, di Karangtengah dan 253 KK terdampak, 53 KK mengungsi di Sukawening. Selain memaksa seratusan jiwa mengungsi, banjir bandang itu juga menyebabkan kerugian material, di antaranya satu unit rumah hanyut, satu unit rumah rusak sedang, dan 21 unit rumah rusak ringan.
BNPB juga mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi banjir susulan. Kecamatan Sukawening merupakan wilayah dengan potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Analisis inaRISK menyebutkan sebanyak 30 kecamatan di wilayah Kabupaten Garut berada pada potensi bahaya tersebut, salah satunya kecamatan tersebut.