REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog ke Masjid Ibrahimi di Hebron, kota di wilayah Tepi Barat, Senin (29/11). Ia melakukan kunjungan untuk merayakan salah satu festival umat Yahudi, Hanukkah.
Menurut laporan, Herzog memaksa masuk ke Masjid Ibrahimi pada Ahad (28/11) untuk berpartisipasi dalam upacara menyalakan lilin Yahudi. Ia juga ditemani oleh sejumlah besar pasukan polisi Israel dan warga pemukim Yahudi di Hebron.
Dalam sebuah pernyataan, OKI mengecam tindakan Herzog sebagai bentuk provokasi dan sentimen terhadap umat Islam. Organisasi itu juga mengatakan bahwa ini adalah langkah serangan lanjutan dari Israel terhadap hak-hak rakyat Palestina, tanah, serta tempat suci mereka.
Kunjungan Herzog juga disebut sebagai bagian dari rencana Israel melakukan Yudaisasi Masjid Ibrahimi dan mempererat cengkeraman Israel terhadap rumah ibadah umat Muslim tersebut. OKI meminta masyarakat internasional bertindak segera melindungi tempat-tempat suci dan bersejarah di Palestina dan memaksa otoritas pendudukan Israel menghormati kesucian tempat-tempat suci.
Kepala Masjid Ibrahimi Sheikh Hefthi Abu Sneina mengatakan, pasukan Israel menutup masjid dan mencegah jamaah Palestina mencapai situs tersebut. Setelah tragedi pembantaian pada 1994 terhadap 29 jamaah Palestina di dalam masjid oleh seorang pemukim ekstremis Yahudi, Baruch Goldstein, pihak berwenang Israel membagi kompleks masjid antara jamaah Muslim dan Yahudi.
Komite Warisan Dunia UNESCO memutuskan pada Juli 2017 memasukkan Masjid Ibrahimi dan kota tua Hebron ke dalam Daftar Warisan Dunia. Hebron tercatat menjadi rumah bagi sekitar 160 ribu Muslim Palestina dan sekitar 500 pemukim Yahudi.