Waspada Saat Intensitas Hujan Diprediksi Meningkat
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Waspada Saat Intensitas Hujan Diprediksi Meningkat (ilustrasi). | Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Kepala Stasiun Meteorologi, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya, Bambang Hargiyono menyebutkan, ada beberapa fenomena alam yang kemungkinan melanda sejumlah daerah di Jatim dalam sepekan ke depan. Di antaranya Angin Gradien, yaitu angin yang bertiup di sekitar isobar-isobar yang lengkung.
"Angin berhembus dari arah barat daya menuju timur dengan kecepatan 10 hingga 40 kilometer per jam dan belokan angin serta terdapat sirkulasi Eddy di atas wilayah Jatim. Kondisi ini mendukung peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di sekitar Jatim," ujarnya, Selasa (30/11).
Fenomena lain yang mungkin melanda Jatim adalah El Nino - Southern Oscillation, dimana Enso di Nino 3.4 sebesar -0,61, berada pada fase La Nina. Ia menjelaskan, ada penambahan massa uap air dari Samudra Pasifik Tengah (Nino3.4) ke Samudra Pasifik Barat, sehingga curah hujan di wilayah Jatim berpeluang meningkat.
Kemudian ada fenomena Madden Julian Oscillation. MJO berada pada fase 4 di atas wilayah Indonesia Barat, yang menambah peluang peningkatan curah hujan di wilayah Jatim. Selanjutnya ada fenomena Gelombang Atmosfer. Yakni adanya aktivitas Gelombang Type Low Frequency di Jatim pada periode 29 November sampai 5 Desember 2021 dan gelombang Kelvin di Jatim pada 30 November 2021.
"Hal ini berpotensi meningkatkan curah hujan di wilayah Jatim," ujarnya.
Ia juga menjelaskan terkait anomali Suhu Muka Laut. Anomali dan Suhu Muka laut di sekitar perairan Jatim masih cukup hangat berkisar +1.0 sampai dengan +3.0 drajat selsius, sehingga menambah potensi penguapan atau menambah massa uap air di wilayah Jatim.
Berdasarkan berbagai paparan tersebut, lanjut Bambang, kondisi cuaca dalam sepekan ke depan pada sejumlah wilayah di Jatim lebih dominan berawan dan berpotensi hujan ringan hingga lebat. Bahkan, disertai petir dan angin kencang sesaat di hampir keseluruhan wilayah di Jatim.
Bambang mengimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak potensi cuaca ekstrem. Apabila terjadi banjir dan hujan lebat, untuk tidak berenang ataupun berteduh di bawah pohon ketika terjadi sambaran petir. Meski begitu, ia berharap masyarakat tak termakan berita hoax yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan pemetaan daerah-daerah yang rawan bencana seperti genangan, pohon tumbang, hingga banjir rob memasuki musim penghujan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Irvan Widyanto menjelaskan, bencana memang peristiwa yang tidak dapat dihindari, tapi dapat disiasati. Maka dari itu dibutuhkan pengetahuan dan tindakan tepat.
“Jadi, kita berharap kepada semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat untuk lebih meningkatkan pengawasan, kewaspadaan, dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dengan memiliki pengetahuan tentang mitigasi bencana itu,” kata Irvan.
Irvan menjelaskan, pihaknya sudah memetakan potensi bencana di Kota Pahlawan. Seperti daerah yang sering terjadi genangan, angin puting beliung, pohon tumbang, dan juga banjir rob. Bahkan, pemkot sudah memetakan titik genangan secara detail, mulai dari kelurahan dan kecamatan hingga luasan dan ketinggian genangan tersebut.
Di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu ini, Irvan mengatakan, bahaya yang paling menonjol adalah pohon tumbang. Khusus untuk pohon tumbang, jajaran DKRTH terus bergerak untuk melakukan perantingan. Sedangkan untuk titik yang biasa terjadi genangan, kata dia, sebenarnya tidak terlalu menonjol karena surutnya sangat cepat.
“Apalagi kami sudah menyiagakan sekitar 60 rumah pompa yang tersebar di berbagai titik di Surabaya. Bahkan, kami juga sudah membuat SOP genangan, SOP pohon tumbang, SOP puting beliung, dan SOP banjir rob. Pemetaan bencana beserta SOP-nya itu sudah kami sampaikan kepada camat dan lurah untuk selanjutnya disampaikan kepada warga,” ujarnya.