Selasa 30 Nov 2021 13:26 WIB

China-Rusia Kuasai Teknologi Bisa Mengubah Geopolitik Dunia

China dan Rusia berlomba untuk menguasai kecerdasan buatan dan bisa ubah geopolitik

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berjabat tangan sebelum pembicaraan mereka di sela-sela KTT BRICS edisi ke-11 di Brasilia, Brasil. China dan Rusia berlomba untuk menguasai kecerdasan buatan dan bisa ubah geopolitik. Ilustrasi.
Foto: AP/Ramil Sitdikov/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berjabat tangan sebelum pembicaraan mereka di sela-sela KTT BRICS edisi ke-11 di Brasilia, Brasil. China dan Rusia berlomba untuk menguasai kecerdasan buatan dan bisa ubah geopolitik. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepala Secret Intelligence Service yang dikenal sebagai MI6, Richard Moore, memperingatkan China dan Rusia berlomba untuk menguasai kecerdasan buatan. Hal ini dapat merevolusi geopolitik selama 10 tahun ke depan.

Dalam kutipan pidato yang dirilis sebelumnya oleh pemerintah Inggris, Moore mengatakan rekayasa kuantum, biologi rekayasa, kumpulan besar data, dan kemajuan dalam kekuatan komputer merupakan ancaman yang perlu ditangani oleh kekuatan demokrasi. Menurutnya penguasaan teknologi akan membuat China dan Rusia mempunyai pengaruh besar ke depan.

Baca Juga

“Musuh kami memiliki ambisi untuk menguasai kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan biologi sintetik, karena mereka tahu menguasai teknologi ini akan memberi mereka pengaruh,” ujar Moore dilansir Aljazirah, Selasa (30/11).

Mata-mata dunia mencoba berjibaku dengan kemajuan teknologi seismik, yang menantang operasi mata-mata tradisional yang dipimpin manusia. Teknologi ini telah mendominasi spionase selama ribuan tahun. Moore menekankan kemajuan teknologi selama dekade berikutnya dapat melampaui semua kemajuan teknologi yang dibuat selama beberapa abad terakhir.

“Kami belum menginternalisasi fakta yang nyata ini dan potensi dampaknya terhadap geopolitik global. Namun itu adalah fokus untuk MI6," kata Moore.

Perhatian khusus bagi mata-mata di negara demokrasi liberal dunia adalah badan intelijen Rusia dan China. Kedua negara itu dengan cepat meningkatkan berbagai teknologi canggih yang lebih unggul dari negara-negara Barat.

Badan-badan intelijen Barat khawatir Beijing dapat mendominasi semua teknologi penting yang muncul dalam beberapa dekade, terutama kecerdasan buatan, biologi sintetis, dan genetika. Kebangkitan ekonomi dan militer China selama 40 tahun terakhir dianggap sebagai salah satu peristiwa geopolitik paling signifikan belakangan ini.

Moore mengatakan MI6 bekerja dengan perusahaan teknologi untuk memerangi ancaman yang berkembang pesat. MI6 dan badan-badan intelijen barat harus menjadi lebih terbuka dan waspada dalam menjaga kerahasiaan di tengah perubahan teknologi yang tidak stabil.

“Kami tidak dapat berharap untuk meniru industri teknologi global, jadi kami harus memanfaatkannya," kata Moore.

MI6 menjadi lebih terbuka dalam beberapa tahun terakhir. MI6 mulai secara terbuka menyebut pemimpin mereka, yang sebelumnya hanya disebutkan nama kode C. MI6 juga merupakan satu-satunya anggota organisasi yang dapat diidentifikasi secara publik pada 1990-an.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement