REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerak cepat bek Denmark Simon Kjaer ketika menjadi orang pertama yang menyelamatkan nyawa rekannya Christian Eriksen pada pertandingan penbuka Piala Eropa 2020 melawan Finlandia Juni 2021 lalu mendapatkan pujian luar biasa dari seluruh dunia. Eriksen waktu itu pingsan di lapangan karena serangan jantung.
Kjaer adalah orang yang menyadari Eriksen sedang butuh pertolongan cepat dan ia memberikan pertolongan cepat sebelum tim medis datang. Kjaer adalah pahlawan dan semua orang mengenang tindakannya. Ia banjir pujian baik yang hadir di stadion maupun lewat media sosial.
Kurang dari enam bulan lalu, mungkin tak ada satupun orang di dunia yang tak setuju jika Kjaer masuk ke dalam daftar 10 besar nominasi Ballon d’Or 2021. Mungkin orang menganggap Kjaer layak mendapatkan penghargaan karena penyelamatan tersebut yang dianggap melampaui sebuah trofi.
Namun kenyataannya orang-orang dengan cepat melupakan momen heroik Kjaer di Piala Eropa 2020 atas Eriksen. Bek AC Milan tersebut tak ada di 10 besar. Ia justru bertengger di urutan ke-18 nominasi peraih Ballon d’Or 2021. Ia ada di depan Mason Mount, Riyad Mahrez, Ruben Dias, dan Luka Modric.
Banyak yang mengeluhkan mengapa Kjaer berada di peringkat ke-18. Di Inggris, namanya sedang tren disebut dengan lebih dari 15 ribu pesan menyebut dirinya.
Kjaer mungkin tak mencatatkan musim lebih baik dari beberapa pemain yang finis di atasnya. Tetapi dilansir dari Football Italia, Selasa (30/11), apa yang ia lakukan di Piala Eropa 2020 melampaui sepak bola dan itu sesuatu yang tak boleh dilupakan.