REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyampaikan optimismenya bahwa industri mebel dan kerajinan tumbuh 32 persen pada periode Januari-November 2021 yang mengindikasikan bahwa industri mebel dan kerajinan menggeliat, bahkan di tengah pandemi Covid-19."Industri mebel dan kerajinan mengalami pertumbuhan mencapai 32 persen untuk tahun 2021 yang terhitung sejak Januari sampai dengan November 2021 Industri mebel dan kerajinan di Indonesia memiliki prospek yang cerah," kata Sekretaris Jenderal HIMKI Heru Prasetyo lewat keterangannya di Jakarta, Selasa (30/11).
Heru menyampaikan, potensi itu tentu tidak lepas karena Indonesia mempunyai sumber alam dan hutan yang melimpah ruah. Pengaruh seni dan budaya yang beraneka ragam dari Sabang sampai Merauke dapat dijadikan model berbagai desain mebel dan kerajinan bagi para pelaku usaha mebel dan kerajinan, ditambah SDM yang juga sudah lebih baik.
Dengan kekayaan seni budaya, lanjut Heru, sumber daya manusia dan sumber alam termasuk hutan Indonesia yang melimpah, jika bisa dikelola dengan baik dan dijadikan suatu desain produk mebel maupun kerajinan, maka Indonesia tidak hanya dikenal oleh negara lain sebagai produsen mebel dan kerajinan, tetapi juga sebagai identitas produk keduanya di mancanegara.
"HIMKI mendukung para pengusaha kecil dibidang mebel dan kerajinan dalam program pelatihan-pelatihan dan membantu pemasaran produk mebel dan kerajinan dengan mengajak dan mengikutsertakan produk mebel dan kerajinan mereka ikut pameran baik dalam maupun luar negeri," ujar Heru.
HIMKI, lanjut Heru, juga membantu memfasilisai penguatan modal atau pinjaman dengan perbankan nasional. Di bidang produksi, HIMKI membantu dan melatih perkembangan desain- desain mebel yang sedang tren dan disukai pembeli.
Menurut Heru, mencermati perkembangan yang terjadi di Vietnam, yakni pemain utama industri mebel dan kerajinan, besarnya industri ini bukan lagi diukur dari negara dengan potensi alam dan hutannya yang besar. Namun, bagaimana satu negara meguasai bahan baku, teknologi dibidang industri mebel, pengetahuan desain mebel, kemampuan menguasai pasar dunia, berdaya saing kuat, serta menggelar banyak pameran internasional.
Supaya industri ini maju dan berkembang sebagaimana mestinya, pemerintah sebisa mungkin berpihak pada pengusaha untuk kemudahan-kemudahan mendapatkan bahan baku, kredit dengan suku bunga rendah, bantuan pemasaran melalui pameran, segala peraturan pemerintah yang dapat memudahkan pengusaha mempromosikan produknya," ujar Heru.
Heru menambahkan, HIMKI sebagai asosiasi dari para pengasaha dan pengrajin mebel di Indonesia tentunya sedapat mungkin dapat mengupayakan anggotanya untuk diberi kesempatan yang seluas-luasnya mendapatkan proyek mebel pemerintah, swasta maupun kesempatan pasar untuk ekspor."HIMKI juga dapat mengupayakan atau menjembatani pinjaman untuk perkuatan modal dengan suku bunga kecil," papar Heru.