Rabu 01 Dec 2021 02:27 WIB

Menko PMK: Pemerintah Komitmen Turunkan Kemiskinan Ekstrem

Menko PMK menegaskan pemerintah komitmen turunkan kemiskinan ekstrem hingga 0 persen

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy.
Foto: Dok Kemenko PMK
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan pemerintah berkomitmen menekan angka jumlah kemiskinan ekstrem hingga 0 persen pada 2024. Data Badan Pusat Statistik (BPS), presentase penduduk miskin pada Maret 2021 sebesar 10,14 persen, atau menurun 0,05 persen dari September 2020.

"Di tengah pandemi, pemerintah pusat dan daerah terus bekerja keras menekan jumlah angka kemiskinan ekstrem hinggga 0 persen pada tahun 2024. Target ini akan mampu melahirkan generasi unggul untuk Mewujudkan Indonesia Emas," ujar Muhadjir Effendy dalam unggahan di Instagram pribadinya, Senin (29/11).

Baca Juga

Menko Muhadjir menyampaikan hal itu saat kunjungan kerja ke Jambi. Muhadjir meninjau langsung pelaksanaan percepatan vaksinasi Covid-19, kunjungan ke Rumah Sakit TNI dr. Bratanata dan menghadiri Apel Siaga Bencana.

Sosiolog dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Tantan Hermansyah, menilai Kemenko PMK di bawah pimpinan Muhadjir Effendy sangat menonjol dari segi etos kerja. "Untuk Menko PMK, dapat dikatakan menonjol. Dalam hal etos kerja, Pak Muhadjir Effendy menjadi teladan, terutama untuk lembaga yang ada di dalam naungan Kemenko PMK," ujarnya.

Lebih lanjut, Tantan memberikan harapan serta evaluasi terkait dengan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang mengedepankan etos kerja agar dilakukan oleh seluruh pihak untuk kemajuan bersama. "Gerakan Nasional Revolusi Mental yang mengusung etos kerja harus lebih massif lagi, itu semua agar Kemenko PMK tidak menjadi matahari yang terang dengan sendiri," ucapnya.

Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) terinspirasi dari pemikiran Bung Karno. Gerakan ini juga dimulai dari lapisan bawah masyarakat yang juga menginginkan perubahan. Perubahan yang akan bermuara pada kemajuan dan kemakmuran masyarakat Indonesia.

Pemerintah secara konkret telah memberikan contoh serta teladan bagaimana Revolusi Mental dijalankan. Diantaranya dengan dialog langsung dengan masyarakat, mendorong semua jajaran pemerintah untuk melayani dan berorientasi sebaik-baiknya mewujudkan kesejahteraan rakyat dan mengelola pemerintahan dengan transparan/akuntabel adalah beberapa contoh nyata dari gagasan Revolusi Mental.

Kini hampir lebih dari enam tahun GNRM berjalan dan mengalir menjadi semangat etos kerja di berbagai aparatur pejabat Indonesia. Tak dapat dipungkiri banyak hal positif yang sudah dihasilkan dari lahirnya gagasan Revolusi Mental, salah satunya yaitu penurunan angka kemiskinan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), presentase penduduk miskin pada Maret 2021 sebesar 10,14 persen, atau menurun 0,05 persen dari September 2020.

Hal ini tak terlepas dari etos kerja dan semangat gotong royong pemerintah pusat dan daerah, serta beberapa instansi terkait yang terus berkomitmen untuk menekan jumlah angka kemiskinan di Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement