REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kongres Sekretariat Nasional Jaringan Organisasi Komunitas Warga Indonesia (Seknas-Jokowi) memilih dan menetapkan Rambun Tjajo sebagai Ketua Umum Seknas-Jokowi periode 2021-2026. Kongres yang berlangsung di Hotel Sahid Jakarta, pada akhir pekan kemarin, dihadiri dan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan, Seknas-Jokowi mempunyai arti tersendiri dalam perjalanan karier politiknya. Ia memiliki kenangan yang berkesan karena organisasi relawan yang pertama kali dikunjunginya adalah Seknas-Jokowi.
"Saya ingat betul organisasi relawan yang pertama kali saya kunjungi adalah Seknas Jokowi," kata Presiden Jokowi dalam pembukaan Kongres Seknas Jokowi di Hotel Sahid, Jakarta.
Selain Presiden Jokowi, hadir juga Ketua Dewan Pembina Seknas-Jokowi sekaligus anggota Wantimpres Sidarto Danoesoebroto, mantan Deputi Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo, mantan Duta Besar Indonesia untuk Mesir Helmy Fauzi, anggota Dewan Pakar dan utusan Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) se-Indonesia serta para pengurus nasional Seknas-Jokowi. Begitu pula dengan para Ketua Umum relawan pendukung Jokowi lainnya yang turut hadir sebagai undangan dalam kongres tersebut.
Kongres pertama Seknas-Jokowi berlangsung khidmat. Selain membahas situasi nasional untuk membaca peta politik Indonesia dan untuk menentukan sikap Seknas-Jokowi ke depannya, agenda yang tak kalah penting adalah pemilihan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Seknas-Jokowi serta pengurus harian lainnya.
Pada akhir agenda, yakni Pemilihan Ketua Umum dan Sekretaris Jendral Seknas Jokowi, terpilih secara aklamasi Rambun Tjajo sebagai Ketua Umum periode 2021-2026. Pemilihan dilakukan secara offline dan online oleh pengurus Seknas-Jokowi di seluruh Indonesia dan beberapa perwakilan di luar negeri. Rambun Tjahjo sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Seknas-Jokowi.
Dalam sambutan pertamanya sebagai Ketua Umum Seknas-Jokowi, Rambun Tjajo yang merupakan mantan aktivis YLBHI mengatakan, siap untuk meneruskan warisan perjuangan mulia yang sudah dibangun dari awal, dan menjaga marwah Seknas-Jokowi sebagai sebuah pelajaran sejarah bagi generasi selanjutnya.
"Secara personal saya hanya terdorong untuk meneruskan legacy sahabat-sahabat saya yang telah berjuang dan bersusah payah berjuang dalam membangun organisasi ini sebagai sebuah legacy. Secara kolektif, apa yang telah dibangun tidak demikian saja terbuang percuma, tanpa sebuah keberlanjutan sebagai sebuah pelajaran sejarah bagi generasi selanjutnya," tutur Rambun Tjajo.
Ia menambahkan, sebagaimana organisasi relawan Jokowi lainnya, lahir sebagai hasil pencarian sosok pemimpin 'baru' yang mewarisi para pendiri bangsa. Seknas-Jokowi menemukan kesempatan sejarah pada sosok Jokowi dalam menapaki kursi kepemimpinan nasional.
Baca juga : Tiga Pasangan Capres-Cawapres 2024 Terkuat Menurut Survei
“Kausalitas kesejarahan ini tidak bisa dibiarkan atau dinafikan dalam melihat ke arah mana organisasi semacam Seknas-Jokowi akan bergerak. Seknas-Jokowi akan masih dalam perputaran (setidaknya untuk sementara ini) siklus politik elektoral kepresidenan. Setidaknya, fenomena politik elektoral menjadi titik masuk untuk pelibatan kekuatan masyarakat sipil secara lebih aktif dan meluas dalam perpolitikan nasional,” terang Rambun Tjajo.
Pada 2024 nanti masa jabatan Presiden Jokowi akan berakhir. Sebagai sebuah organisasi, Seknas-Jokowi akan tetap setia pada garis politik yang diemban oleh pemerintahan nasional di bawah kepemimpinan Jokowi. Seknas-Jokowi akan melihat perkembangan politik ke depan, dan memperhatikan pilihan dari pemimpin politik nasional Jokowi.
"Dan kami akan bersabar dalam menentukan pilihan politik organisasi kami, sekurangnya dalam waktu satu tahun ke depan," tegas Rambun Tjajo.