REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketika non-Muslim mempelajari Islam, ada banyak ajaran Islam yang berbeda dengan agama lain. Salah satunya adalah Rasulullah ﷺ yang tidak wafat untuk menanggung dosa umatnya meski dia adalah rahmat bagi semua.
Mengapa demikian? Dilansir di aboutislam.net, cendekiawan asal Toronto, Amerika Serikat, Syekh Ahmad Kutty menjelaskan bahwa alasan utamanya adalah karena Islam tidak mengenal konsep tersebut.
Menurut Alquran, Allahﷻ dengan rahmat-Nya yang tak terbatas, mengampuni Adam dan Hawa atas ketidaktaatan mereka. Itulah mengapa tidak ada konsep 'dosa bawaan' dalam Islam, berbeda dengan agama lainnya.
Dosa bawaan diartikan bahwa sejak Adam dan Hawa melakukan dosa pertama maka seluruh umat manusia diselimuti dosa dan bahwa semua manusia dilahirkan sebagai orang berdosa. Islam menolak ini dan Alquran mengatakan bahwa tidak ada jiwa yang dapat menanggung perbuatan orang lain.
Jadi dalam Islam, semua anak dilahirkan murni dan tidak berdosa. Hanya ketika manusia mencapai usia pubertas maka dosa-dosa mereka akan ditahan terhadap mereka.
Lebih jauh, Islam juga menolak manusia yang membutuhkan 'penyelamat' untuk mati demi dosa manusia. Sebaliknya Islam mengajarkan bahwa satu-satunya cara nyata bagi setiap manusia untuk mencapai keselamatan adalah dengan menyerahkan kehendak mereka secara eksklusif kepada Allahﷻ dengan ketaatan yang tulus, ibadah dan perbuatan baik.
Selain alasan di atas, ada sejumlah argumentasi mengapa Islam tidak mengenal dosa tebusan. Yaitu penjelasannya sebagai berikut:
Pertama, Islam tidak mengenal konsep dosa asal. Dosa Adam adalah miliknya sendiri. Dalam Alquran Allah ﷻ telah mengampuni Adam dan Hawa ketika mereka bertaubat. Maka segalamya dikembalikan kepada rahmat Allah SWT.
Oleh karena itu tidak ada konsep Adam mewariskan kepada keturunannya dosa asal, dan karena itu tidak perlu menetapkan penebus untuk dosa-dosa tersebut. Dalam surat Al Baqarah ayat 37 disebutkan:
فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Mahapenerima taubat, Mahapenyayang.”