REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga komoditas yang tinggi mengerek laba PT Adaro Energy Tbk pada kuartal ketiga tahun ini. Bahkan, perusahaan bisa mencetak laba hingga 420,90 juta dolar AS atau sekitar Rp 6,019 triliun (kurs Rp 14.300 per dolar AS).
Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir menjelaskan kenaikan laba ini didongkrak dari pendapatan perusahaan yang tumbuh 31,44 persen. Pendapatan perusahaan pada kuartal ketiga tahun ini mencapai 2,56 miliar dolar AS atau sekitar Rp 36,608 triliun. Kondisi ini kemudian mengeret laba naik mencapai 284,81 persen.
"Tahun ini kondisi pasar batu bara yang kondusif semakin meningkatkan profitabilitas perusahaan," ujar Garibaldi, Rabu (1/12).
Garibaldi juga menjelaskan Perusahaan mencatat produksi batu bara pada periode ini hampir 40 juta ton. Sedangkan volume penjualan batubara sebesar 38,86 juta ton.
Pengupasan lapisan penutup mencapai 173,03 Mbcm pada akhir September lalu, atau naik 8 persen year on year (yoy), dan nisbah kupas periode ini mencapai 4,36x. Cuaca yang kurang baik memperlambat aktivitas pengupasan penutup.
"Dengan mempertimbangkan perkembangan terakhir fundamental pasar batu bara, kami memutuskan untuk melakukan penyesuaian pada target profitabilitas. Karenanya, panduan EBITDA operasional direvisi menjadi 1,75 miliar - 1,90 miliar dolar AS untuk tahun 2021," ujar Garibaldi.