Rabu 01 Dec 2021 18:00 WIB

Presidential Threshold Dianggap Buat Rakyat tak Berdaulat

Eggi Sudjana minta Indonesia terapkan presidential threshold nol persen saja.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Indonesia menerapkan sistem presidential threshold 20 persen dalam pilpres 2024,
Foto: Dok Republika.co.id
Indonesia menerapkan sistem presidential threshold 20 persen dalam pilpres 2024,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengacara sekaligus politikus Eggi Sudjana mengkritisi penerapan Presidential Threshold (PT) dalam pelaksanaan Pemilu 2024. Ia menyindir, penerapan PT hingga 20 persen membuat rakyat tak berdaulat.

"Suatu kewajiban konstitusional pada negara untuk berikan tegaknya kedaulatan rakyat. Karena PT ini dibatasi 20 persen, membuat rakyat tidak berdaulat. Harusnya tidak ada PT, nol persen saja," kata Eggi dalam diskusi  Aliansi Kekuatan Rakyat Berdaulat (AKRAB) pada Rabu (1/12).

Baca Juga

Eggi mencontohkan Iran sebagai negara yang patut ditiru dalam hal penghapusan PT. Ia menyebut capres di Iran mencapai sekitar seribu orang saat revolusi berlangsung. Para capres itu, lanjut Eggi lalu diseleksi oleh rakyat hingga akhirnya lahir pemimpin terbaik Iran.

"Sebagai konsekuensi logis negara hukum terkait Indonesia negara hukum maka rakyat berdaulat. Konsekuensi logisnya tidak ada PT," ujar Eggi.

Eggi mengingatkan agar Pemerintah kembali menerapkan Pancasila sila keempat dengan tepat. Poin dalam sila keempat dianggap Eggi bisa mementalkan PT karena tak sesuai prinsip kedaulatan rakyat.

"Karena dalam perspektif hukum, harusnya ngacu ke sila keempat jadi bukan kayak sekarang berlangsungnya seperti liberaris, kapitalis. Yang memang suara satu orang penting tidak perlu PT. Kalau PT dibiarkan terus maka tidak baik," ucap Eggi.

"Kita harus kembali pada kesadaran hukum jangan lagu pendekatan ideologi penjajah," singgung Eggi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement