Rabu 01 Dec 2021 18:57 WIB

Penutupan Anak Cucu BUMN, Upaya Menjaga Induk BUMN Sehat

Erick menegaskan, inefisiensi dalam perusahaan BUMN tidak boleh terjadi.

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keterangan pers di gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (1/12/2021). Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan efisiensi di perusahaan-perusahaan milik BUMN dilakukan untuk menciptakan holding-holding BUMN yang kuat dalam menghadapi persaingan pasar.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keterangan pers di gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (1/12/2021). Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan efisiensi di perusahaan-perusahaan milik BUMN dilakukan untuk menciptakan holding-holding BUMN yang kuat dalam menghadapi persaingan pasar.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Muhammad Nursyamsi

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengefisienkan kinerja perusahaan milik negara terus berlanjut. Setidaknya sudah 74 anak dan cucu usaha BUMN ditutup.

Baca Juga

Pengamat dari Pusat Studi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Syamsul Anam mengatakan keputusan Menteri BUMN Erick Thohir menutup 74 anak dan cucu usaha BUMN merupakan hal yang tepat. Syamsul meyakini pemangkasan anak dan cucu usaha BUMN akan mendorong keuangan induk usaha menjadi lebih sehat.

"Kita mendukung terus konsolidasi dan transformasi BUMN agar lebih fokus, kuat, dan efisien," ujar Syamsul kepada Republika di Jakarta, Rabu (1/12).

Syamsul menyampaikan pakem efisiensi saat ini berfokus pada total factor productivity. Yaitu teknologi harus ikut mendorong transformasi organisasi bisnis menjadi efisien dan kuat.

Syamsul menilai konsolidasi vertikal dan horizontal akan mampu mengarahkan transformasi untuk lebih fokus kepada tujuan utama organisasi bisnis yaitu sustainable value creation.

Associate Director BUMN Research Group LMUI Toto Pranoto juga mendukung kebijakan penutupan 74 anak dan cucu usaha BUMN. Toto menyebut banyak anak dan cucu perusahaan BUMN yang tidak sesuai dengan core business induk usaha. "Akibatnya kinerja mereka sebagian besar merugi," ujar Toto.

Toto menyampaikan munculnya banyak anak dan cucu usaha BUMN lantaran tidak ada aturan yang jelas tentang tatacara pendirian anak dan cucu usaha BUMN dalam undang-undang BUMN nomor 19 tahun 2003. Menurut Toto, Kementerian BUMN di masa lalu kurang fokus dalam pengawasan pendirian anak dan cucu usaha BUMN.

"Akibatnya jumlah anak dan cucu berkembang sampai ratusan perusahaan, sebagian besar dari mereka kinerjanya buruk," ucap Toto.

Toto menyarankan pendirian anak dan cucu usaha BUMN diatur lebih jelas dalam pasal tersendiri dalam rencana revisi UU BUMN nomor 19 tahun 2003. Toto menilai kejelasan aturan akan memberikan rambu yang jelas tentang syarat dan kriteria bagi pendirian anak dan cucu BUMN.

"Langkah Menteri BUMN cukup tepat dengan percepatan penutupan anak dan cucu BUMN yang tidak sesuai dengan core business induknya dan bahkan posisi finansialnya merugi," kata Toto.

Erick, Rabu (1/12) mengatakan penutupan anak dan cucu usaha BUMN merupakan upaya Kementerian BUMN untuk meningkatkan konsolidasi dan efisiensi anak dan cucu BUMN yang terlalu banyak. "Kita sudah menutup 74 anak dan cucu BUMN. Di Telkom ada 13 perusahaan, Pertamina ada 26, dan PTPN Group ada 24," ujar Erick di kantor Kementerian BUMN.

Erick memastikan penutupan anak dan cucu usaha BUMN tidak berpengaruh pada pemutusan tenaga kerja. Pasalnya, Erick menilai efisiensi jumlah anak dan cucu usaha BUMN justru membuat BUMN lebih berkembang dan mampu menyerap tenaga kerja.

Erick mengatakan banyaknya anak dan cucu usaha BUMN justru terkadang menjadi benalu yang merugikan induk usaha. Ia tak ingin induk usaha yang memiliki kinerja baik justru harus mengalami kerugian akibat buruknya kinerja anak dan cucu usaha BUMN. "Kadang-kadang holdingnya sehat tapi dibuat anak dan cucu usaha BUMN yang menyedot keuntungan holding, ini yang harus kita bongkar, setop, dan kurangi," ucap Erick.

"Kita sepakat mau bikin lokomotif besar. Anak-cucu mau kita pangkas, apalagi yang pemborosan, apalagi yang menggandol kepada BUMN yang sehat. Seperti pohon, benalunya banyak dan akhirnya pohon besarnya mati," ungkap Erick.

Erick mengaku akan terus melakukan efisiensi anak dan cucu usaha BUMN. Erick meyakini masih banyak anak dan cucu usaha BUMN yang tidak efisien dan menghambat kinerja induk usaha.

"Akan terus kita lakukan (penutupan anak dan cucu usaha BUMN) selama tidak ada efisiensi, ini baru 74 anak dan cucu usaha di Telkom, Pertamina, dan PTPN. Pasti di banyak BUMN lain masih banyak ada hal-hal yang tidak efisien," kata Erick.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement