REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa menciptakan ancaman militer buat Rusia di wilayah Ukraina adalah garis merah untuk Moskow. Apalagi sampai mengerahkan senjata hipersonik.
"Jika sistem rudal ofensif dikerahkan di wilayah Ukraina, waktu penerbangan ke Moskow adalah tujuh hingga 10 menit, dan dalam kasus penyebaran senjata hipersonik, lima menit," ujarnya seperti dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (1/12).
"Garis merah adalah menciptakan ancaman yang bisa datang dari wilayah (Ukraina) untuk kami (Rusia)," ujarnya berbicara di sebuah forum ekonomi di Moskow.
Presiden Putin kemudian menekankan bahwa jika senjata ofensif muncul di Ukraina, Rusia harus menciptakan sesuatu yang serupa terhadap mereka yang mengancam negara. Putin kemudian memamerkan uji coba rudalnya yang berhasil.
Menurutnya Rusia bisa saja mengerahkan rudal hipersonik. Tetapi untuk mencegah eskalasi, negaranya memilih untuk tidak melakukannya. Ia juga berharap hal itu tidak perlu dilakukan lagi di masa depan.
"Kami dapat melakukannya (menyebarkan senjata hipersonik) sekarang. Kami telah menguji, dan berhasil, dan kami akan memiliki rudal berbasis laut hipersonik baru pada 9 Maret," ujar Putin.
"Saya harap tidak sampai ke situ. Saya harap akal sehat dan tanggung jawab terhadap negara dan masyarakat dunia tetap terjaga," ujarnya menambahkan.
Putin mengatakan, dia menyesal bahwa hubungan Rusia - Barat memburuk begitu parah, mengingat bahwa pada 1990-an hubungan kedua negara hampir bersekutu. Namun sayangnya dengan cepat menurun setelah keputusan NATO untuk memindahkan infrastrukturnya dekat dengan perbatasan Rusia.
Putin mengatakan, latihan skala besar di dekat perbatasan Rusia menimbulkan ancaman bagi Rusia dan itu sangat mengkhawatirkan. Mengenai kemungkinan invasi ke Ukraina, presiden mengatakan ada pembicaraan tentang hal itu pada awal tahun. Namun pasukan Rusia tidak meninggalkan perbatasan negara itu.
Ditanya tentang niatnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden untuk masa jabatan berikutnya? Putin mengatakan konstitusi Rusia memberikan kemungkinan seperti itu. Ini adalah faktor stabilisasi, namun, dia belum membuat keputusan apa pun.
Blinken Bertemu Lavrov
Sementara itu, pejabat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan, Menteri Luar Negeri Antony Blinken bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di pertemuan sela forum Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) Stockholm. Pertemuan Rabu (1/12) gelar ketika hubungan kedua negara memanas.