Kamis 02 Dec 2021 06:51 WIB

300 Ribu Anak di Dunia Terinfeksi HIV Tahun Lalu

Nigeria sebagai negara yang paling mengkhawatirkan terkait HIV.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
HIV/AIDS (Ilustrasi)
Foto: Flickr
HIV/AIDS (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Badan Dana Anak-Anak PBB  (UNICEF) mengatakan, setidaknya 300 ribu anak di dunia terinfeksi penyakit HIV tahun lalu. Sebanyak 120 ribu anak lainnya meninggal karena penyebab terkait AIDS.

Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore mengungkapkan, epidemi HIV memasuki dekade kelima di tengah pandemi global yang membebani sistem perawatan kesehatan. "Kecuali kita meningkatkan upaya untuk menyelesaikan ketidaksetaraan yang mendorong epidemi HIV, yang sekarang diperburuk oleh Covid-19, kita mungkin melihat lebih banyak anak terinfeksi HIV dan lebih banyak anak kehilangan perjuangan melawan AIDS," katanya, dikutip laman CGTN, Rabu (1/12).

Baca Juga

Laporan UNICEF yang dirilis dalam rangka memperingati World AIDS Day setiap 1 Desember, mencantumkan Nigeria sebagai negara yang paling mengkhawatirkan. Sebanyak 20.695 anak Nigeria berusia antara 0-9 terinfeksi HIV tahun lalu. Artinya ada satu anak yang terinfeksi setiap 30 menit.

Selain itu, sekitar 30 persen kematian terkait AIDS di Nigeria tahun lalu, terjadi pada anak-anak. Parahnya, dari 1.629.427 warga Nigeria yang menerima pengobatan antiretroviral (ART), hanya 3,5 persen di antaranya adalah anak-anak. Hal itu menunjukkan kesenjangan pengobatan yang besar.

Di Nigeria, hampir delapan dari sepuluh infeksi baru HIV pada remaja berusia 10-19 tahun menimpa kelompok putri. Sementara itu, terdapat sekitar 83 ribu wanita hamil di Nigeria positif HIV. Hanya 44 persen dari mereka yang memakai ART, mempertaruhkan penularan HIV dari ibu ke anak.

Pada 2020, Afrika sub-Sahara menyumbang 89 persen infeksi pediatrik HIV baru. Sekitar 88 persen anak-anak dan remaja di dunia yang hidup dengan HIV berasal dari wilayah tersebut. Remaja perempuan enam kali lebih mungkin terinfeksi HIV daripada laki-laki. Sekitar 88 persen kematian anak terkait AIDS terjadi di sub-Sahara Afrika.

Nigeria memiliki jumlah tertinggi anak dan remaja berusia 0-19 tahun yang hidup dengan HIV di Afrika Barat dan Tengah. Angkanya diperkirakan mencapai 190 ribu. Dalam laporan UNICEF, disebut bahwa banyak negara mengalami gangguan signifikan dalam layanan HIV akibat pandemi Covid-19 pada awal 2020.

Tes HIV pada bayi di negara-negara dengan beban tinggi menurun 50 hingga 70 persen. Inisiasi pengobatan baru untuk anak di bawah usia 14 tahun turun antara 25 hingga 50 persen. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement