Kamis 02 Dec 2021 07:52 WIB

Hoaks Jadi Kendala Terbesar Vaksin Covid-19 di Sumatra Barat

Tokoh masyarakat dilibatkan dalam mengedukasi masyarakat soal vaksinasi di Sumbar.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Muhammad Hafil
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada warga di Lapas Kelas IIA Padang, Sumatera Barat, Rabu (21/7/2021). Kanwil Kemenkunham Sumbar bersama Dinas Kesehatan Padang dan salah satu provider seluler menggelar vaksin COVID-19 gratis untuk umum yang berhadiah paket internet khusus pelajar dan mahasiswa, sebagai upaya menarik minat vaksinasi di usia tersebut.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada warga di Lapas Kelas IIA Padang, Sumatera Barat, Rabu (21/7/2021). Kanwil Kemenkunham Sumbar bersama Dinas Kesehatan Padang dan salah satu provider seluler menggelar vaksin COVID-19 gratis untuk umum yang berhadiah paket internet khusus pelajar dan mahasiswa, sebagai upaya menarik minat vaksinasi di usia tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Sumbar, Jasman menyebutkan, bahwa masih banyaknya informasi yang keliru (hoaks) menjadi kendala terbesar vaksinasi di daerah.

Untuk mengatasi tantangan hoaks dan kendala kultural, pihaknya mengedepankan pendekatan informal melibatkan alim ulama, cerdik pandai, semua lembaga serta institusi terkait, termasuk memberikan edukasi pentingnya vaksinasi melalui media massa dan anak-anak sekolah.

Baca Juga

“Tiap daerah punya kiat tersendiri sesuai local wisdom (kearifan lokal) masing-masing,” ujarnya dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN dikutip Kamis (2/12). 

Ia menjelaskan, vaksinasi relatif mudah dilaksanakan di daerah terpencil dan penduduknya tetap, dibandingkan wilayah berpenduduk banyak dengan mobilitas tinggi.  Dalam hal ini, Jasman sangat mengapresiasi semua pihak yang turut mendukung percepatan vaksinasi, khususnya tenaga kesehatan dan vaksinator sebagai garda terdepan. 

Berkat kerja keras bersama, dalam dua bulan terakhir, cakupan vaksinasi di wilayahnya meningkat cukup pesat. Situasi pandemi yang terkendali merupakan kesempatan untuk percepatan vaksinasi. Salah satu alasannya, karena tenaga kesehatan dan vaksinator dapat sepenuhnya melaksanakan vaksinasi.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam/Vaksinolog, Dirga Sakti Rambe mengungkapkan,  berdasarkan penelitian menunjukkan, saat tingkat penularan di masyarakat rendah, maka efektivitas vaksin pada tingkat optimal. 

"Saat ini kesempatan baik untuk meningkatkan cakupan vaksinasi karena kasus  terkendali,” katanya.

Terkait vaksin booster, Dirga menjelaskan panduan WHO bahwa dimulainya booster perlu  mempertimbangan berbagai hal, seperti cakupan vaksinasi nasional dan situasi di lapangan. Ia  mengajak masyarakat untuk menunggu, tetap melindungi diri melalui protokol kesehatan ketat. 

Mengingat saat ini vaksin COVID-19 dicari banyak negara, Dirga mengatakan, masyarakat harus bersyukur  Indonesia dapat memastikan ketersediaan vaksin meski bukan negara produsen vaksin. Maka dari itu, ia mengajak masyarakat segera vaksinasi, jangan pilih-pilih vaksin, sehingga jangan sampai ada  stok vaksin yang terbuang.

“Di Indonesia saat ini pandemi terkendali, tapi selalu ada potensi timbulnya lonjakan kasus, terutama terkait mobilitas pada liburan Natal dan Tahun Baru, juga varian-varian baru yang menyebar di berbagai negara. Karena itu, masyarakat harus selalu terapkan prokes, patuhi aturan level PPKM di daerah masing-masing, dan optimalkan proteksi dengan vaksinasi,” tegas Dirga.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement