Kamis 02 Dec 2021 08:54 WIB

Wakorlap Reuni 212: Semangat yang Datang tak Bisa Dibendung

Massa Reuni 212 sempat berkumpul dan berselawat sebelum dibubarkan aparat.

Penutupan akses menuju Patung Kuda, Jakarta Pusat, dilakukan pihak kepolisian mulai dari Kebon Sirih. Alhasil, beberapa massa reuni 212 tak bisa menembus barikade dan tersebar di beberapa lokasi. Kamis (2/12).
Foto: Republika/Zainur Mahsir Ramadhan
Penutupan akses menuju Patung Kuda, Jakarta Pusat, dilakukan pihak kepolisian mulai dari Kebon Sirih. Alhasil, beberapa massa reuni 212 tak bisa menembus barikade dan tersebar di beberapa lokasi. Kamis (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski dilarang, puluhan massa Reuni 212 tetap berdatangan menuju wilayah sekitaran Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Kamis (2/12) pagi. Mereka yang tertahan di kawasan perbatasan barikade Jalan H Agus Salim dan Jalan Kebon Sirih kemudian berkumpul sambil bershalawat sejak pukul 06.00 WIB.

"Seperti yang dilihat, semangat umat untuk datang itu tidak bisa dibendung. Kita datang ke sini sebenarnya untuk silaturahim saja," kata Wakil Korlap Reuni 212 Babe Aldo, saat ditemui di Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Aldo mengaku bahwa massa hanya ingin bersilaturahim sebagai kegiatan tahunan mereka. Meskipun sejumlah jalan ditutup, ia dan para massa tetap melakukan kegiatan yang disebut Bela Islam.

Senada dengan itu, salah satu warga Tangerang, Andi, mengaku sempat berkumpul di dekat Monas. Namun, aparat kepolisian langsung membubarkan.

"Padahal saya dan teman-teman cuma mau berkumpul di titik temu, tapi tidak lama langsung dibubarkan. Jadinya, di sini saja nunggu teman-teman yang lain," kata dia.

Berdasarkan pantauan, sejumlah massa Reuni 212 terlihat duduk bersama sambil melantunkan shalawat di aspal dengan baju bernuansa putih. Mereka juga terlihat saling membagikan sarapan di depan kawasan barikade kawat berduri di Jalan H. Agus Salim.

Aparat Polda Metro Jaya kemudian membubarkan puluhan massa aksi Reuni 212 yang berkerumun di Jalan H Agus Salim dan Jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat itu. "Kemarin demo buruh boleh, Pak. Itu kan juga kerumunan. Kita cuma reuni aja, silaturahim," kata Halimah, salah satu massa Reuni 212.

 

 

Adapun karyawan kantoran di sekitar kawasan bundaran Patung Kuda dan Monumen Nasional (Monas) wajib menunjukkan kartu identitas pekerja untuk memasuki area steril dari aksi Reuni 212. "Persyaratannya mereka harus menunjukkan kartu ID (identitas diri). Kebetulan di sini ada karyawan dari Wisma Antara, pekerja proyek, dan Hotel Mercure," kata anggota Satpol PP Kecamatan Menteng, Oni, di Jalan Agus Salim, Jakarta Pusat, Kamis.

Salah satu karyawan, Lia, diminta menunjukkan kartu pekerja ketika ia memasuki barikade kawat duri yang dijaga oleh petugas gabungan dari Polri dan Satpol PP. Lia mengaku sudah mengetahui ada pengalihan lalu lintas di kantornya, Wisma Antara.

Wisma Antara yang terletak di Jalan Merdeka Selatan masuk dalam area steril kendaraan yang ditetapkan oleh Polda Metro Jaya. Oleh karena itu, ia memilih lewat Jalan Kebon Sirih agar kendaraannya bisa melintas.

"Kebetulan saya disuruh masuk hari ini. Masuknya tidak susah karena saya bawa kartu ID," kata dia.

Senada dengan itu, Romi, salah satu petugas keamanan di Hotel Mercure Sabang juga ikut berjaga di barikade untuk memastikan karyawan hotel dapat masuk. "Asalkan ada ID tunjukkan saja ke petugas. Karena itu, kami juga ikut berkoordinasi dengan aparat," kata dia.

Sebelumnya, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo menyebutkan, jalur protokol yang ditutup meliputi Jalan Merdeka Selatan, Jalan Merdeka Utara, Jalan Merdeka Barat, Jalan Budi Kemuliaan, Jalan Veteran, dan Jalan Museum. Jalan tersebut menjadi area steril atau kendaraan tidak boleh melintas, kecuali kendaraan dinas yang berkantor di area steril.

"Kendaraan nanti kita lihat dulu. Kalau tujuannya ke kantor, kita perbolehkan. Hanya yang memang berkantor di jalan itu," kata dia.

 

photo
Isu Poros Islam Masih tak Populer - (Infografis Republika.co.id)

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement