Kamis 02 Dec 2021 11:10 WIB

Insiden Rust, Alec Baldwin Mengaku tak Tarik Pelatuk

Pistol properti Alec Baldwin menewaskan direktur fotografi Rust, Halyna Hutchins.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Aktor Alec Baldwin. Pada Kamis (21/10), senjata properti yang dipakai Baldwin dalam syuting film Rust membuat cedera sutradara Joel Souza dan menewaskan sinematografer Halyna Hutchins.
Foto: AP/Seth Wenig
Aktor Alec Baldwin. Pada Kamis (21/10), senjata properti yang dipakai Baldwin dalam syuting film Rust membuat cedera sutradara Joel Souza dan menewaskan sinematografer Halyna Hutchins.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Alec Baldwin tidak menyangkal bahwa dia memegang pistol yang tidak diketahui berpeluru tajam di lokasi syuting film Rust. Namun, aktor 63 tahun itu mengaku tidak menarik pelatuk hingga mengakibatkan kematian sinematografer Halyna Hutchins dan melukai sutradara Joel Souza.

Baldwin mengungkap hal tersebut dalam wawancara resmi pertamanya untuk sebuah acara televisi yang tayang Kamis (2/11) malam. Dalam pratinjau wawancara tell-all, Baldwin tampak emosional saat menyatakan bahwa dia tidak menarik pelatuknya.

Baca Juga

photo
Foto sinematografer Halyna Hutchins dipajang dalam acara peringatan kematiannya, Sabtu (23/10). Hutchins meninggal setelah tertembak senjata properti film Rust yang dipegang aktor Alec Baldwin. - (AP)

"Pelatuknya tidak ditarik. Saya tidak menarik pelatuknya," kata Baldwin kepada George Stephanopoulos sebagai pewawancara.

"Tidak, tidak, tidak, tidak, saya tidak akan pernah menodongkan pistol ke siapa pun dan menarik pelatuknya. Tidak pernah," ujarnya lebih lanjut, dilansir Fox News, Kamis (2/11).

Dalam surat perintahnya, Departemen Santa Fe Country Sheriff menyatakan bahwa Baldwin "menembakkan" senjatanya. Baldwin memegang pistol dan berlatih adegan untuk film ketika terdengar suara tembakan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement