REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Jerman bekerja sama mengembangkan energi terbarukan guna mengejar komitmen Perjanjian Paris serta memenuhi bauran energi nasional sebesar 23 persen pada tahun 2025. Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana mengatakan Indonesia harus memaksimalkan potensi lokal untuk memastikan pengembangan EBT sejalan dengan kondisi ekonomi Indonesia dan tantangan ke depan.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan dalam menyediakan listrik di seluruh wilayah Indonesia. Desentralisasi pembangkit listrik EBT menjadi sangat penting untuk menciptakan kemandirian energi dan berkontribusi positif terhadap capaian EBT.
"Terkait hal ini, Kementerian ESDM telah mengembangkan beberapa program, yaitu implementasi PLTS Atap, pengembangan Green Industry, implementasi program De-dieselisasi, dan pemanfaatan PLTS untuk fasilitas cold storage di usaha perikanan," ujar Dadan, Rabu (1/12).
Saat ini Indonesia telah berkomitmen setidaknya 6,78 miliar dolar AS atau hampir Rp 96,5 triliun untuk mendukung berkembangnya berbagai tipe energi dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel mengatakan Jerman secara aktif mendukung Pemerintah Indonesia dalam transisi energi. "Kami secara aktif mendukung rencana Pemerintah Indonesia dalam pengembangan dan peningkatan penggunaan energi bersih dan terbarukan baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Sektor tersebut merupakan area inti kerja sama pembangunan bilateral Jerman-Indonesia," katanya.
Kerja sama Indonesia dan Jerman untuk bidang energi terbarukan diselenggarakan oleh perwakilan Lembaga Pelaksana Kerjasama Internasional Jerman, GIZ dan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi (DJ EBTKE).
Country Director GIZ Indonesia, Martin Hansen menyatakan dukungannya terhadap visi Indonesia dalam proses dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan. "Dukungan diberikan melalui penyediaan bukti, dialog lintas masyarakat dan peningkatan kesadaran guna memfasilitasi proses transisi energi yang adil dan mendorong bahwa kebijakan energi dan pilihan teknologi dibuat dalam keseimbangan antara ekonomi, lingkungan, dan masyarakat,"
RE Day 2021, yang diselenggarakan secara hibrid ini, mengusung tema 'Jayalah Pulau-pulau! Menjadikan Indonesia sebagai Pemimpin Global dalam Pembangkitan Listik Terdesentralisasi dan Inovasi Energi Hijau.'
Kegiatan ini bertujuan menggali wawasan bagaimana meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global melalui penyediaan energi rendah karbon dan inovasi energi hijau.