REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat Dudung Abdurahman, mendatangi lokasi massa aksi 212 di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/12). Dalam kesempatan itu, Dudung menyebut, jika dirinya berencana merekrut prajurit tamtama hingga perwira khusus para santri.
“Saya akan merekrut prajurit baik tamtama maupun perwira ini, khusus para santri. Dari pesantren-pesantren termasuk dari lintas agama, khususnya dari Muslim,” kata Dudung di lokasi.
Dia menyebut, perekrutan itu juga akan mencakup tafsir Alquran. Menurut dia, hal itu didasarkan karena akhlak yang telah terjaga.
“Kenapa saya merekrut ini, karena saya yakin kalau dari pesantren, yang sudah dididik agama sudah pasti terjaga masalah akhlak,” katanya.
Dudung mengatakan, hal itu menjadi misinya untuk berpedoman kepada delapan wajib TNI. Utamanya, untuk ramah dan bersikap sopan dan adil ke semua kelompok.
“Ini bisa dilakukan kalau akhlak itu bagus, kalau kepribadiannya itu bagus. Maka nanti saya akan merekrut khusus Santri,” katanya.
Menyoal pengamanan 212, kata dia, rata-rata prajurit dan kepolisian telah siap dalam mengantisipasi massa aksi. Oleh sebab itu, dirinya berharap agar massa aksi bisa membubarkan diri dan tidak melakukan aksi.
“Kami berharap bahwa saudara-saudara kita juga tidak melakukan aksi karena izinnya juga tidak ada,” tutur Dudung.
Dalam kesempatan itu, dia berharap, agar bangsa bisa bersama membangun bangsa. Alih-alih dari melakukan aksi yang tidak memiliki izin.
Berdasarkan pantauan Republika, keamanan di lokasi, tepatnya Kebon Sirih, Jakarta Pusat, memang sempat menurunkan regu dari Brimob. Pengamanan dilakukan di beberapa akses menuju Patung Kuda dan beberapa lokasi di jalan tersebut.
Bergese ke MH Thamrin, beberapa massa yang memegang spanduk Habib Rizieq Shihab (HRS) dibubarkan pihak Brimob dan anggota TNI yang disertai kendaraan bermotor, lengkap dengan senjata laras panjang.