Kamis 02 Dec 2021 12:51 WIB

PMI Manufaktur RI Turun,Menperin Yakin Industri Tetap Tumbuh

PMI Manufaktur RI pada November menempati posisi 53,9 sesuai laporan IHS Markit.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, selama tiga bulan belakangan, sektor industri manufaktur di Tanah Air masih berada dalam tahap ekspansi. Hal ini terlihat dari capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada November yang menempati posisi 53,9 sesuai laporan IHS Markit.

Angka itu menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Oktober, PMI Manufaktur Indonesia mencapai 57,2.

Baca Juga

“Kami sangat bersyukur dan memberikan apresiasi atas capaian ini, karena pelaku industri kita masih tetap semangat menjalankan usahanya. Seiring dengan upaya pemerintah mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Kamis (2/12).

Menperin optimistis, sepanjang 2021 industri akan tumbuh sebesar 4 sampai 5 persen apabila tidak ada gejolak kasus atau gelombang susulan dari dampak pandemi Covid-19. “Pemerintah bertekad terus menjaga iklim usaha yang kondusif. Investasi dan produktivitas sektor industri tetap dijaga dengan baik agar bisa terus berjalan,” tegasnya.

Ia menyebutkan, ada beberapa indikator yang menujukkan kinerja sektor industri nasional masih baik, di antaranya pada capaian nilai ekspor. Sepanjang Januari sampai Oktober 2021, industri pengolahan mencatatkan nilai ekspor sebesar 143,76  miliar dolar AS atau meningkat 35,53 persen dibandingkan pada periode sama tahun lalu. 

Selain itu, memberikan kontribusi terbesar hingga 77,16 persen dari total nilai ekspor nasional selama sepuluh bulan tahun ini yang mencapai 186,32 miliar dolar AS. Capaian positif lainnya tercatat pada penerimaan pajak sektor industri pengolahan yang tumbuh 14,6 persen pada Januari sampai Oktober 2021. Penerimaan pajak tersebut memberikan kontribusi paling besar hingga 29,8 persen pada periode sama.

Merujuk laporan IHS Markit, selama tiga bulan berturut-turut, produksi sektor manufaktur di Indonesia masih mengalami ekspansi seiring dengan dampak Covid-19 yang kian berkurang. Output dan permintaan baru juga terus naik pada kisaran kuat. Bahkan, kenaikan lebih lanjut terlihat pada aktivitas pembelian di tengah perbaikan permintaan pasar. Bila dilihat datanya, hanya dua bulan saja PMI Indonesia berada dalam kondisi kontraktif.

Menanggapi hasil survei terkini, Economics Associate Director IHS Markit Jingyi Pan mengatakan, PMI Manufaktur Indonesia pada November menurun dari rekor laju Oktober, namun masih bertahan kuat. Ini, kata dia, menandakan pemulihan berkelanjutan dari gelombang Covid-19 Delta.

“Perusahaan juga terus memperluas kapasitas tenaga kerja mereka dan meningkatkan aktivitas pembelian di tengah harapan kenaikan output di masa mendatang, yang mana merupakan tanda positif," ujar dia. Hanya saja, lanjutnya, tingkat perpanjangan waktu pengiriman dari pemasok yang berkurang pada bulan November, kemungkinan menggambarkan tanda-tanda perbaikan menuju akhir tahun.

IHS Markit mencatat, sentimen bisnis secara keseluruhan bertahan positif pada bulan November, namun turun ke posisi terendah dalam 18 bulan. Responden survei secara umum berharap pemulihan ekonomi dari gelombang Covid-19 Delta akan terus berlanjut, namun beberapa di antaranya masih khawatir dengan dampak pandemi ini.

PMI Manufaktur Indonesia pada November ini melampaui PMI manufaktur negara-negara di Asia Tenggara. PMI Manufaktur ASEAN berada di level 52,3. PMI Manufaktur Indonesia juga lebih tinggi dibandingkan PMI Manufaktur Korea Selatan (50,9) dan PMI Manufaktur China (49,9).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement