Kamis 02 Dec 2021 14:15 WIB

Bencana di Kuningan Meningkat Dua Kali Lipat

Jumlah kejadian bencana yang terjadi pada November 2021 sebanyak 53 kejadian.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Bencana di Kuningan Meningkat Dua Kali Lipat (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
Bencana di Kuningan Meningkat Dua Kali Lipat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,KUNINGAN – Kejadian bencana di Kabupaten Kuningan sepanjang November 2021 mengalami peningkatan dua kali lipat lebih dibandingkan bulan sebelumnya. Masyarakat pun diimbau waspada karena curah hujan akan semakin meningkat.

Berdasarkan data dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, jumlah kejadian bencana yang terjadi sepanjang November 2021 di Kabupaten Kuningan mencapai 53 kejadian. Sedangkan sepanjang Oktober 2021, jumlah kejadian bencana hanya 23 kejadian.

Jumlah kejadian bencana yang terjadi pada November 2021 sebanyak 53 kejadian pun terhitung paling banyak dibandingkan bulan-bulan lainnya sepanjang 2021. Bahkan, saat puncak musim hujan pada Januari 2021, kejadian bencana saat itu tercatat hanya 49 kejadian.

‘’Kejadian bencana pada November 2021 terjadi di 39 desa di 17 kecamatan,’’ kata Kepala Pelaksana Pusdalops BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu, Kamis (2/12).

Indra menyebutkan, dari 53 kejadian bencana yang terjadi sepanjang November 2021 itu dominasi tanah longsor sebanyak 45 kejadian. Selain itu, ada bencana angina kencang sebanyak dua kejadian.

Sedangkan sisanya, masing-masing satu kali kejadian. Yakni, berupa gerakan tanah, banjir, kebakarna rumah, rumah ambruk, orang hanyut dan sambaran petir.

Dari seluruh kejadian itu, ada satu korban yang meninggal dunia. Selain itu, ada 59 kepala keluarga (KK) atau 175 jiwa yng menderita akibat terdampak bencana tersebut.

Tak hanya korban jiwa, bencana yang terjadi sepanjang November 2021 juga menyebabkan 51 rumah terdampak. Terdiri dari satu rumah rusak berat, lima rumah rusak sedang, empat rumah rusak ringan, 39 rumah terancam dan dua rumah terendam.

‘’Sarana dan prasarana juga terdampak,’’ kata Indra.

Adapun sarana dan prasarana yang terdampak terdiri dari jalan 24 titik, jembatan satu titik, sawah satu hektare, tembok penahan tanah (TPT) 26 titik, irigasi tiga titik dan sarana pendidikan tiga titik.

Sementara itu, bencana yang terjadi pada penghujung November 2021 di antaranya adalah tanah longsor yang terjadi pada akses jalan penghubung Desa Cimenga Kabupaten Kuningan – Blok Gardu Desa Panawangan Kabupaten Ciamis. Lokasi tepatnya terjadi di Blok Dahu, Desa Cimenga, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan.

Tebing di ruas jalan tersebut longsor dengan panjang 12 meter, lebar tujuh meter dan tinggi lima meter. Longsoran tersebut menutup akses jalan penghubung Kabupaten Kuningan – Kabupaten Ciamis.

Akses jalan di lokasi itupun tidak dapat dilalui, bak oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Upaya pembersihan material longsoran pun langsung dilakukan.

‘’Longsor terjadi setelah hujan mengguyur dengan intensitas ringan hingga lebat selama berjam-jam,’’ kata Indra.

Indra pun mengimbau masyarakat di Kabupaten Kuningan untuk waspada dan hati-hati. Pasalnya, curah hujan diprakirakan akan terus meningkat menjelang puncak musim hujan.

Kabupaten Kuningan pun telah menetapkan siaga darurat bencana hidrometeorologi sejak awal November 2021 sampai April 2022. Semua pihak diminta memiliki komitmen bersama untuk pengurangan risiko bencana.

Bupati Kuningan, Acep Purnama, menyatakan, penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media massa. Dia menyatakan, semua pihak itu harus bersama-sama proaktif dalam penanganan maupun pengurangan risiko bencana.

‘’Kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya bencana harus kita tingkatkan,’’ tandas Acep. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement