REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Munculnya varian baru Covid-19, Omicron, menyedot perhatian dan menggerakkan langkah-langkah antisipasi negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Banyak hal yang sudah atau belum diketahui tentang varian baru ini, namun yang pasti, masyarakat diimbau tetap menjaga protokol kesehatan dan menyegerakan vaksinasi guna mengoptimalkan proteksi.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro, mengatakan Pemerintah Indonesia sudah mengambil tindakan cepat. Pada tanggal 28 November 2021, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya antisipasi. Termasuk diantaranya pemberlakukan pembatasan perjalanan dari negara-negara yang terdeteksi varian Omicron ini.
“Jadi hal awal yang kita ketahui adalah, untuk pertama kalinya dalam sejarah pandemi,semua respon dan antisipasi dilakukan dalam waktu yang singkat, dengan kesigapan tingkat tinggi di segala bidang,” ujar Reisa, dalam siaran pers dikutip Kamis (2/12).
Reisa juga mengapresiasi informasi yang secara cepat diberikan oleh para ilmuwan Afrika Selatan. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa respon pandemi memang harus berbasis ilmu, berbasis sains, dan temuan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Reisa juga menjelaskan hal lain yang diketahui dengan pasti, adalah bahwa semua virus bermutasi. Begitu pula SARS-CoV-2 sebagai anggota keluarga corona virus, yang terus bermutasi sejak pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019.
Namun demikian, Reisa tidak memungkiri masih banyak hal yang belum diketahui tentang varian virus ini. WHO, ujarnya, mengatakan belum jelas apakah Omicron lebih menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian lainnya.