REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak perlu berlebihan ketika Anda kesal terhadap istri. Apalagi sampai mengeluarkan kata-kata kasar, memaki istri, melakukan tindakan kekerasan seperti memukul atau bahkan mengucapkan kata talak.
Begitupun sebaliknya, seorang istri tidak perlu berlebihan ketika mendapati ada kekeliruan dari suaminya dengan terus menerus mengomel hingga tetangga pub mengetahuinya. Atau bahkan sampai meminta talak.
Akan lebih baik ketika mendapati ada kekeliruan atau sikap yang tidak baik dan tidak sesuai dari suami atau istri maka sebaiknya kita menahan diri. Memilih untuk bersabar dan yang terpenting melihat ruang-ruang kebaikan lain dari pasangan kita. Maka, ketika itu dilakukan, kita tidak akan mudah kecil hati atau marah-marah karena perilaku pasangan kita.
Misalnya saja Anda memiliki istri yang tidak bisa memasak meskipun telah berkali-kali diajari. Maka, tidak perlu berlebihan dengan memarahinya.
Anda dapat melihat kebaikan lain dari istri Anda. Mungkin dia adalah istri yang pandai mendidik anak atau seorang istri yang kreatif dalam membantu perekonomian keluarga dan lainnya.
Begitupun sebaliknya seorang istri mislanya memiliki suami yang suka marah, maka lebih baik bersabar dan melihat sisi-sisi baik lain dari suami. Mungkin dia adalah suami yang bertanggung jawab dalam menafkahi keluarganya dan lainnya.
Dengan selalu melihat ruang kebaikan dari pasangan kita, maka kita tidak akan mudah didikte dengan prilaku buruk pasangan kita. Sehingga kita tidak merespon prilaku buruk pasangan dengan keburukan, melainkan meresponsnya dengan kebaikan karena kita telah berhasil melihat banyak ruang kebaikan dari pasangan kita. Suami atau istri yang dapat melihat kebaikan dari pasangannya, ia akan lebih banyak bersyukur dan istiqamah dalam membangun keluarga sakinah.
Sebagaimana sabda Rasulullah:
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَاخُلُقًارَضِىَ مِنْهَااَخَرَأَوْقَالَ غَيْرَهُ.
Rasulullah ﷺ bersabda: Jangan marah seorang mukmin (suami) kepada mukmin perempuan (istrinya). Apabila ia tidak suka kepada suatu perilaku dari istrinya, dia akan ridha perilaku istrinya yang lain. Atau nabi bersabda selain itu. (HR. Muslim)