Dinkes Kota Yogyakarta Temukan 27 Kasus Covid-19 di Sekolah
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus raharjo
Tenaga kesehatan memeriksa sampel tes Swab antigen siswa di SD Negeri Samirono, Yogyakarta, Kamis (21/10). Tes Swab antigen untuk guru dan murid ini untuk mengetahui kesehatan siswa dan guru saat uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Tes ini diadakan acak di beberapa sekolah di Yogyakarta. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta terus melakukan skrining Covid-19 di sekolah-sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Sejak pekan kemarin, sudah 20 sekolah yang diskrining.
Dari skrining yang sudah dilakukan hingga saat ini, Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengatakan, sudah ditemukan 27 pelajar yang terkonfirmasi positif Covid-19. Emma menyebut, positivity rate dari skrining yang dilakukan terhadap pelajar yang mengikuti PTM ini ada di angka 2,0 persen.
"Yang diambil sampelnya dari 1.381 siswa," kata Emma kepada RepJogja saat dikonfirmasi melalui pesan tertulis, Kamis (2/12).
Pemkot Yogyakarta pun bergerak cepat dengan menghentikan PTM di sekolah yang ditemukan kasus terkonfirmasi positif. Penghentian PTM ini dilakukan untuk sementara waktu.
Proses belajar mengajar PTM pun dialihkan dari PTM menjadi pembelajaran jarak jauh. Dengan begitu, penularan Covid-19 tidak semakin meluas di lingkungan sekolah.
Sebelumnya, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY juga menyebut mempertimbangkan untuk menyetop penyelenggaraan PTM terbatas. Hal ini menyusul ditemukannya beberapa kasus positif Covid-19 di sekolah yang menyelenggarakan PTM dari hasil skrining acak terhadap pelajar.
Meskipun begitu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardaya mengatakan, penyetopan tidak serta-merta dilakukan di semua sekolah yang melaksanakan PTM. Penyetopan PTM hanya dilakukan di sekolah dengan ditemukannya kasus positif.
"Kita lihat kasus per kasus," kata Didik
Didik menuturkan, penyetopan PTM ini juga tergantung dari saran dan evaluasi dari gugus tugas penanganan Covid-19 di masing-masing wilayah. "Tergantung saran dari gugus tugas setempat dan positivity rate masing-masing sekolah tersebut," ujar Didik.