REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengindikasikan setiap respons AS atas tindakan Rusia pada Ukraina akan sesuai dengan tanggapan komunitas internasional. Ia juga meminta Moskow untuk transparan mengenai penumpukan militer di perbatasan dengan Ukraina.
Dalam kunjungannya ke Korea Selatan (Korsel), Austin menyuarakan harapannya agar AS dan Rusia dapat bekerja sama untuk 'menyelesaikan masalah dan kekhawatiran dan menurunkan ketegangan di kawasan'.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sudah memperingatkan Moskow untuk menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina. Ia mengatakan invansi Rusia dapat memicu sanksi-sanksi yang berdampak keras pada Moskow.
Austin ditanya apakah respons pada Rusia hanya akan bersifat ekonomi. Menteri pertahanan itu menolak menjawab langsung ia hanya mengatakan akan menggunakan 'metode terbaik'.
"Apa pun yang kami lakukan akan dilakukan sebagai bagian dari komunitas internasional, skenario terbaiknya kami tidak melihat Uni Soviet menyerang Ukraina," kata Austin tidak sengaja menyebut Rusia sebagai Uni Soviet, Kamis (2/12).
Ukraina yang juga mantan bagian Uni Soviet ingin bergabung dengan Uni Eropa dan NATO. Negara itu telah menjadi titik gesekan antara Rusia dan Barat saat hubungan kedua belah pihak berada di titik terendahnya sejak Perang Dingin berakhir tiga dekade yang lalu.
Ukraina mengatakan Rusia mengerahkan lebih dari 90 ribu pasukan di sepanjang perbatasan mereka. Sementara Moskow menunduh Kiev membangun militernya sendiri. Rusia membantah tuduhan yang menghasut yang menyatakan Moskow tengah mempersiapkan serangan ke Ukraina. Namun Kremlin membela hak mereka untuk mengerahkan pasukan di wilayahnya sendiri.