REPUBLIKA.CO.ID, TAPACHULA -- Seribuan migran Haiti berkemah di depan sebuah stadion di selatan Kota Tapachula, Meksiko. Mereka meminta dipindahkan ke negara bagian lain dan diberi izin untuk berkeliling Meksiko dan mencari pekerjaan.
Namun masih ada ribuan orang yang tetap bertahan tanpa kepastian di Tapachula. Kota itu terletak di perbatasan selatan Meksiko dengan Guatemala.
Pada Rabu (1/12) kemarin banyak imigran yang mengatakan mereka berkemah di depan stadion agar mudah menemukan bus yang ditawarkan pihak berwenang imigrasi untuk pindah ke kota lain. Perkemahan di Tapachula juga telah berubah menjadi pusat pemrosesan migrasi darurat. Institut imigran Meksiko belum menanggapi permintaan komentar.
"Kami tidak dapat meninggalkan kemah, kami ingin mengamankan tempat kami, kami tidak ingin pergi di karavan karena kami memiliki anak-anak dan perempuan hamil, itu jauh lebih berbahaya," kata Eliot John dari Haiti, Kamis (2/11).
John menambahkan ia sudah tidur di dalam tenda selama beberapa malam. Foto-foto perkemahan itu menunjukkan selimut-selimut kotor dijemur di pagar besi di tempat parkir. Sementara sampah berserakan di mana-mana. Di dalam stadion puluhan imigran duduk di atas rumput atau di kursi penonton.
Imigran Haiti lainnya Roldy mengatakan ia sudah menunggu di Tapachula selama empat bulan. Bersama anak dan istrinya ia menghabiskan lima malam terakhir di luar stadion. "Saya dan keluarga saya tidak bisa terus menerus menahan lapar dan haus dan tidur di jalan," katanya.
Sementara itu Marceline Pierre memohon Presiden Andres Manuel Lopez Obrador untuk memperhatikan sanitasi para imigran. Ia juga meminta presiden Meksiko itu memberikan dokumen yang membuat ia dan rekan-rekan imigran lainnya berjalan dengan bebas di Meksiko dan mencari pekerjaan.
"Kami bukan binatang," katanya.